Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1059
Title: Resepsi Lailatul Qadar (Kajian Living Qur’an di Masjid Agung Sunan Ampel)
Authors: Siti Syafitri, 16210792
Advisor: Iffaty Zamimah
Issue Date: 2020
Publisher: Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta
Abstract: Ramadhan merupakan bulan istimewa karena di dalamnya terdapat Lailatul Qadar. Ketika bicara tentang Lailatul Qadar, permasalahan akan muncul terutama di antaranya perbedaan pendapat tentang waktu kehadirannya. Di Indonesia sendiri, ketika memasuki malam-malam ganjil pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan, banyak diadakan i’tikaf di masjid-masjid. Masyarakat melakukan berbagai rangkaian kegiatan di tiap malam hingga paginya. Salah satu masjid yang melaksanakan kegiatan tersebut adalah Masjid Agung Sunan Ampel di Surabaya. Oleh karenanya, resepsi yang terdapat di sana diangkat sebagai permasalahan di dalam penelitian. Adapun perumusan masalah di dalam penelitian yaitu bagaimana terbentuknya resepsi Lailatul Qadar di Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya serta bagaimana pemahaman konstruksi sosial dan praktik masyarakat di sana. Jika pada penelitian sebelumnya tentang Lailatul Qadar lebih banyak membahas ke arah tafsir, maka penelitian ini diarahkan kepada kajian living Qur’an. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dan teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Setelah data-data dikumpulkan, selanjutnya dilakukan analisis data yang disesuaikan dengan menggunakan pendekatan melalui teori sosial Peter Ludwig Berger dan Thomas Luckman yang dikenal dengan konstruksi sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Masyarakat secara umum mengetahui keutamaan dari Lailatul Qadar yaitu malam yang apabila diisi dengan berbagai ibadah, akan mendapat ganjaran pahala yang lebih baik dari 1000 bulan. Praktik di Masjid Sunan Ampel dalam rangka meraih Lailatul Qadar memiliki euforia yang lebih pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan yang dibuktikan dengan banyaknya jumlah pengunjung. Terdapat sebuah tradisi unik yang membentuk konstruksi sosial yaitu “Berziarah ke Makam Sunan Ampel pada 10 Malam Terakhir Bulan Ramadhan” menjadi pembeda. Resepsi yang terbentuk di masyarakat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, dan lain-lain. Namun demikian, pemahaman terkait dengan esensi berziarah ini masih berada dalam koridor tawasul yang dibolehkan. Karena masyarakat menganggap bahwa Sunan Ampel dapat menjadi wasilah untuk dapat menyampaikan do’a atau hajat mereka kepada Allah.
URI: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1059
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
16210792.pdf
  Restricted Access
2.96 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.