Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1279
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorMuhamamd Ulinnuha Husnan-
dc.contributor.advisorMuhammad Azizan Fitriana-
dc.contributor.authorMuhammad Makmun Rasyid, 216410692-
dc.date.accessioned2021-07-05T03:57:52Z-
dc.date.available2021-07-05T03:57:52Z-
dc.date.issued2020-
dc.identifier.urihttp://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1279-
dc.description.abstractTesis ini menunjukkan bahwa kerja teks dan metodologis menjadi keniscayaan. Keduanya menjadi niscaya dalam menjaga pesan Tuhan dalam Al-Qur’an. Dari analisis dan penelitian kepustakaan yang didapatkan, maka empat tokoh seperti Rasyîd Ridhâ, Abû al-A’lâ al-Maudûdî, Sayyid Qutb dan Taqiyuddîn al-Nabhânî hanya menempatkan dalil-dalil khilâfah atau imâmah pada wilayah qauli (tekstual) dan menihilkan kerja manhaji (metodologis). Kaidah beragama dan bernegara yang penulis dapatkan dari penelitian ini adalah qath’i al-Dilâlah zhanni al-Tathbîq (قطعي الدلالة ظني التطبيق). Dalam perjalan pewahyuan termaktub bahwa dalam konteks tasyri’, Nabi menunggu datangnya wahyu. Tapi dalam konteks aplikasi, Nabi melibatkan masyarakat luas dengan menyesuaikan realitas sosial-politik. Ringkasnya, teks syariah yang bersifat qath’i sekalipun, terkadang bisa bersifat relatif jika hendak diaplikasikan. Tesis ini sependapat dengan Muhammad Sofi Mubarok (2013) yang mengatakan bahwa terdapat kontradiksi dalam operasionaliasi dalil-dalil khilâfah dan adanya pengabaian prinsip dari penggusung khilâfah bahwa semua bentuk pemerintahan dan undang-undang, sepanjang dikonstruk guna mencapai tujuan maka pemerintahan dan undang-undang tersebut dibenarkan, sekalipun dalam format dan kerangka yang berbeda. Bedanya, fokus penelitian ini mengupas dalil normatif yang populer di antara empat tokoh. Sumber primer penelitian ini adalah al-Khilâfah (Kairo: Hindawi, 2015) karya Rasyîd Ridhâ; al-Khilāfah wa al-Mulk (Kuwait: Dâr al-Qolam, 1978) karya Abû al-A’lâ al-Maudûdî; Tafsîr fî Zhilâl al-Qur’ân (Beirut: Dâr al-Syurûq, 2003) karya Sayyid Qutb; dan al-Syakhshiyah al-Islamiyah (Beirut: Dār al-Ummah, 2003) karya Taqiyyuddin al-Nabhani. Jenis penelitian ini menggunakan studi kepustakaan dan menggunakan metode maudlû’î (tematik), tahlîli (analisis) dan muqârin (perbandingan), dan penulis bantu dengan menggunakan pendekatan ijtimâ'i. Keempatnya untuk mendapatkan kesimpulan komprehensif. Dari beberapa penelitian yang ditelaah penafsirannya, meliputi Qs. al-Baqarah [2]: 30 dan 124, Qs. al-Nisâ [4]: 59 Qs. al-Mâ’idah [5]: 48-49, Qs. al-An’âm [6]: 165, Qs. Yûnus [10]: 14 ditemukan bahwa keempat mufasir dalam mengusung sistem khilâfah atau imâmah hanya mempertimbangkan aqwâl para ulama-ulama yang dapat mendukung legitimasi dalam pergerakan mereka masing-masing, namun luput dalam merumuskan kembali realitas sosial dihadapan prinsip-prinsip maqâshid al-Syâriah dan maslahah ‘ammah.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherPascarajana Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakartaen_US
dc.subjectKhilafahen_US
dc.subjectRasyid Ridhaen_US
dc.subjectAbu al-A'la al-Maududien_US
dc.subjectSayyid Qutben_US
dc.subjectTaqiyuddin al-Nabhanien_US
dc.titleKhilafah dalam Studi Tafsir Al-Qur'an (Telaah Kritis Penafsiran Rasyid Ridha, Abu al-A'la al-Maududi, Sayyid Qutb dan Taqiyuddin al-Nabhani)en_US
dc.typeTesisen_US
Appears in Collections:Tesis S2 Ilmu Al Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
216410692-Muhammad Makmun Rasyid.pdf
  Restricted Access
216410692-Tesis2.98 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.