Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1383
Title: Etika dalam Keluarga Perspektif Al-Qur’an (Studi Kitab Tafsir Al-Ibriz dab Al-Azhar)
Authors: Nourma Idah Chasanah, 12210487
Advisor: Muhammad Ulinnuha
Issue Date: 2017
Publisher: Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta
Abstract: Rusaknya moral manusia pada zaman sekarang yang tenggelam dalam urusan dunia dengan segala kemajuan dan kemewahannya sehingga banyak menimbulkan kelalaian dan berbagai penyimpangan yang terjadi di kalangan masyarakat pada saat ini. Sehingga perlu dikaji lagi pengetahuan tentang etika terutama etika dalam keluarga, karena hasil didikan keluarga tersebut menentukan nasib anak bangsa. Dalam skripsi ini mengkaji tentang penafsiran ayat-ayat etika dalam keluarga dengan menggunakan kitab Tafsir Al-Ibriz karya KH. Bisri dan Al-Azhar karya Hamka. KH. Bisri adalah salah satu kiai besar di kawasan pesisir dengan menggunakan tafsir tradisi kultur Jawa. Sedangkan Hamka merupakan mufassir pertama yang menerbitkan tafsirnya di Indonesia dengan menggunakan bahasa Melayu. Dengan ini, penulis tertarik untuk membandingka penafsiran dengan gaya bahasa Jawa dan Melayu. Sebuah penelitian terdahulu skripsi karya Siti Hidayah yang berjudul “Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an (Studi Analisa QS. Al-A’raf [7]: 199- 202 ),” yang hanya fokus membahas tentang amal ma’ruf nahi munkar dan ketaqwaan kepada Allah. Berbeda dengan penelitian dalam skripsi ini yang akan membahas ayat-ayat Al-Qur’an tentang etika dalam keluarga menurut KH. Bisri dalam kitab Tafsir Al-Ibriz dan Hamka dalam Tafsir Al-Azhar. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif komperatif yaitu sebuah metode pembahasan untuk memaparkan data yang telah tersusun dengan kajian terhadap data-data tersebut kemudian membandingkan penafsiram kedua mufassir dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an tersebut. Dari penelitian ini penulis menemukan beberapa kesimpulan yaitu adanya perbedaan penafsiran pada QS. Al-Isra’ [17]: 24, KH. Bisri berpendapat bahwa selain berbakti kepada orang tua, anak juga harus mendoakan kedua orang tuanya, keterangan tersebut tidak dicantumkan Hamka dalam penafsirannya. Pada QS. Al-Baqarah [02]: 233, menurut KH. Bisri makna penyusuan pada ayat ini masih bersifat umum untuk semua ibu, sedangkan menurut Hamka besifat khusus hanya untuk ibu-ibu yang telah diceraikan suaminya. Selain ayat-ayat tersebut yang penulis kaji selebihnya tidak ditemukan perbedaan pendapat dalam penafsiran KH. Bisri dan Hamka. Hal tersebut di karenakan tidak ada pula perbedaan pendapat dan paham madzhab di antara KH. Bisri dan Hamka
URI: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1383
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
12210487.pdf
  Restricted Access
3.44 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.