Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1398
Title: Penafsiran Ayat tentang Pluralisme Perspektif Nurcholish Madjid (1939-2005) dan Farid Esack (L. 1959) (Studi Komparatif)
Authors: Mawaddah, 17210857
Advisor: Ali Mursyid
Issue Date: 2021
Publisher: Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta
Abstract: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi masyarakat Indonesia yang beragam, khususnya dalam hal agama. Telah banyak kekerasan dan konflik yang terjadi dengan mengatasnamakan agama. Dengan adanya fakta-fakta mengenai kekerasan dalam agama, menandakan bahwa kita belum bisa seutuhnya menerapkan sikap kekeluargaan dan saling menghargai satu sama lain. Maka sudah seharusnya sikap menghargai keberagaman itu diterapkan, khususnya di Indonesia, yang terdiri dari berbagai suku, etnis, dan agama. Pada penelitian ini, penulis akan memaparkan bagaimana penafsiran Nurcholish Madjid dan Farid Esack terhadap ayat-ayat yang terkait dengan pluralisme agama. Selain itu, penulis akan menjelaskan persamaan dan perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut. Untuk membahas hal ini, penulis melakukan penelitian dengan metode kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentatif, yaitu penulis mengumpulkan dan mencari data terkait dengan pembahasan tersebut. Adapun hasil penelitiannya, menurut Nurcholish Madjid pluralisme merupakan sikap yang diperlukan, karena memang kenyataan di dunia ini plural (beragam). Keragaman itu sendiri adalah kehendak Allah, agar kita mencari titik persamaan (kalimatun sawa) di antara yang berbeda, dan jangan mencari-cari perselisihan. Sedangkan menurut Farid Esack adalah bahwa Islam menerima pluralisme agama, dan Al-Qur’an percaya terhadap keaslian dan kebenaran agama-agama lain. Al-Qur’an juga menjamin pemeluk agama lain akan selamat asalkan beriman kepada Tuhan, hari akhir, dan berbuat kebajikan. Al-Qur’an juga menjamin kehidupan umat agama lain, termasuk tempat-tempat ibadah mereka, dan menerima mereka sebagai komunitas sosioreligius yang sah. Adapun mengenai persamaan dan perbedaan, Nurcholish Madjid dan Farid Esack memiliki kesamaan dalam sumber, metode dan corak penafsiran. Yaitu menggunakan sumber bi al-Ra’yi, menggunakan metode Maudhu’i, dan menggunakan corak penafsiran Adabi al-Ijtima’i (Nurcholish Madjid ditambah corak kebahasaan). Sedangkan dalam hal perbedaan, Nurcholish Madjid dan Farid Esack berbeda dalam pemilihan ayat, tokoh rujukan dan paradigma/prinsip penafsiran.
URI: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1398
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
17210857.pdf
  Restricted Access
1.33 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.