Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1431
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSaid Agil Husein al-Munawwar-
dc.contributor.advisorMuhammad Azizan Fitriana-
dc.contributor.authorMujahidin, 218410944-
dc.date.accessioned2021-10-07T08:23:14Z-
dc.date.available2021-10-07T08:23:14Z-
dc.date.issued2021-
dc.identifier.urihttp://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1431-
dc.description.abstractImu al-wujûh wa an-nazhâ’ir adalah ilmu yang sangat tua. Namun demikian, ia menuai banyak kritik dari para peneliti kontemporer, terutama dari segi definisi dan metode, sehingga penelitian terhadap kitab-kitab yang ditulis tentangnya menjadi signifikan. Dan di antara kitab-kitab tersebut, yang paling menarik untuk diteliti adalah karya Muqâtil bin Sulaimân (w. 150 H), karena merupakan karya paling klasik dalam bidang ini yang sampai kepada kita. Apalagi sosok Muqâtil sendiri juga menarik, karena di satu sisi diakui sebagai salah seorang mufasir besar, tetapi di sisi lain dianggap lemah dan pendusta, serta dituduh sebagai penganut ideologi-ideologi sesat. Karena itulah, penelitian ini menjadikan kitab al-Wujûh wa an-Nazhâ’ir karya Muqâtil bin Sulaimân (w. 150 H) sebagai obyeknya. Berbekal metode analitis, dengan pendekatan ilmu-ilmu bahasa Arab dan ilmu-ilmu Al-Qur’an, penelitian ini berusaha menyingkap sejauh mana auntentisitas kandungan kitab Muqâtil, bagaimana konsep ilmu al-wujûh wa an-nazhâ’ir menurutnya, apa saja metode yang digunakannya dalam penyimpulan makna, dan sejauh mana faktor ideologi berpengaruh di dalamnya. Terkait autentisitas, dalam penelitian ini ditemukan bahwa hampir semua kandungan kitab Muqâtil bin Sulaimân (w. 150 H) dikonfirmasi oleh penulis lain yang tsiqah dan hidup semasa dengannya. Terkait konsep, ditemukan bahwa definisi al-wujûh wa an-nazhâ’ir yang dirumuskan oleh Ibn al-Jauzî (w. 597 H) tidak mencakup semua kata dan makna yang dibahas oleh Muqâtil dalam kitabnya. Terkait metode, ditemukan bahwa Muqâtil menggunakan berbagai macam metode yang biasa digunakan oleh para mufasir dalam menafsirkan kata-kata Al-Qur’an. Dan terkait ideologi, ditemukan satu bab saja, dan pemaknaan yang dilakukan oleh Muqâtil terhadap kata yang dibahas di dalamnya masih bisa diterima. Berdasarkan temuan-temuan di atas, penelitian ini sampai pada kesimpulan bahwa tuduhan yang ditujukan kepada Muqâtil bin Sulaimân (w. 150 H) sebagai pendusta dapat dijauhkan dari kitabnya ini; bahwa ilmu al-wujûh wa an-nazhâ’ir versi Muqâtil lebih luas daripada definisi yang dirumuskan oleh Ibn al-Jauzî (w. 597 H); bahwa metode yang digunakan oleh Muqâtil tidak menyimpang dari metode-metode penafsiran yang lazim digunakan; dan bahwa pengaruh ideologi dalam kitab Muqâtil sangat minim dan tidak cukup kuat untuk menuduhnya sebagai penganut ideologi-ideologi sesat.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherPascasarjana Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakartaen_US
dc.subjectMuqâtil bin Sulaimânen_US
dc.subjectal-wujûh wa an-nazhâ’iren_US
dc.subjectilmu-ilmu Al-Qur’anen_US
dc.subjecttafsiren_US
dc.titleStudi Analitis Kitab Al-Wujuh wa An-Nazha'ir Karya Muqatil Bin Sulaiman (w.150 H)en_US
dc.typeTesisen_US
Appears in Collections:Tesis S2 Ilmu Al Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
218410944-Mujahidin.pdf
  Restricted Access
218410944-Tesis4.14 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.