Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1682
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorRomlah Widayati-
dc.contributor.authorSelvina Adistia Utami, 14210610-
dc.date.accessioned2022-04-04T06:04:14Z-
dc.date.available2022-04-04T06:04:14Z-
dc.date.issued2020-
dc.identifier.urihttp://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1682-
dc.description.abstractPenelitian ini dilatar belakangi oleh adanya kekhawatiran terhadap banyaknya keluarga tidak menyadari bahwa Al-Quran menyediakan metode terbaik untuk mengasuh dan membesarkan anak-anak. Salah satu yang dapat dijadikan tauladan adalah peran keluarga Imran dalam mengasuh anak mereka yaitu Maryam sehingga ia memiliki kepribadian yang baik dan menjadi wanita terhormat. Kisah keluarga Imran penuh dengan kemantapan dan tulus untuk beribadah kepada Tuhan. Penelitian di atas merupakan penelitian tafsir Al-Qur’an dengan pendekatan tematik, yakni menetapkan satu subjek tertentu untuk dibahas. Dapat diketahui pendekatan tematik dalam menjelaskan Al-Qur’an mempunyai keistimewaan di dalam menuntaskan persoalan-persoalan masyarakat dibandingkan metode lainnya, diantaranya adalah kesimpulan yang dihasilkan oleh kajian tematik mudah dipahami. Permasalah pokok penting yang sangat mendasar dan yang menjadi fokus kajian utama penelitian ini adalah bagaimana Konsep Pengasuhan Anak dalam Penafsiran Surah Ali Imran ayat 33-37 Periode Klasik-Modern, yang akan dipahami melalui kajian penafsiran dalam kitab tafsir Jâmi’ al-Bayân dan Tafsir Al-Misbah? Untuk mengetahui jawaban yang komprehensif dan detail maka pokok permasalahan tersebut dapat dirincikan sebagai berikut:maka perumusan masalah atas penelitian ini dapat dispesifikasikan sebagai berikut. Bagaimana Konsep Pengasuhan Anak menurut At-Thabari dan Quraisy Shihab dalam Menafsirkan QS. Ali Imrân ayat: 33-37 dan Bagaimana Perbandingan Konsep Pengasuhan Anak dalam Penafsiran QS. Ali Imran ayat 33-37? Penelitian ini merupakan Penelitian Kulitatif, penelitian kualitatif menjelaskan dengan sedalam-dalamnya dengan cara pengumpulan data sedalam-dalamnya pula, yang menunjukkan pentingnya kedalaman dan detail suatu data yang diteliti. Pada penelit ian kualitatif, semakin mendalam, teliti, dan tergali suatu data yang didapatkan maka dapat dikatakan semakin baik pula kualitas penelitian. Namun dari segi jumlah responden atau objek penelitian, kualitatif memiliki objek yang lebih sedikit dibanding kuantitatif karena lebih mengedepankan kedalaman data bukan kuantitas data Keberagaman makna-makna suatu teks senantiasa lahir sesuai dengan perbedaan pendekatan dan metode yang digunakan, sehingga persamaan dan perbedaan penafsiran antara ath- Thabari dan al-Misbah terjadi tidak terlepas dari unsur-unsur yang mempengaruhi penafsirannya, seperti corak, sumber, metode, mazhab, dan konteks zamannya. Menurut Abd Jabbar, perbedaan yang terjadi bukan sebagai penyimpangan atau ekslusivitas pemahaman, melainkan karena teks memberikan ruang yang besar bagi adanya pemahaman yang beragam sesuai dengan tingkat penalaran. Maka teks dan realitas menjadi sangat multi interpretasi yang melewati batas-batas kesadaran ruang dan waktu.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherInstitut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakartaen_US
dc.subjectmembesarkan anak-anaken_US
dc.subjectKonsep Pengasuhan Anaken_US
dc.titleKonsep Pengasuhan Anak dalam Penafsiran QS. Ali Imran ayat 33-37 (Studi Komparatif Kitab Tafsir Jâmi’ al-Bayân dan Tafsir Al-Misbah)en_US
dc.typeSkripsien_US
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
14210610.pdf
  Restricted Access
1.75 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.