Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1835
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.advisor | Mamluatun Nafisah | - |
dc.contributor.author | Zahratul Munawwarah, 18211120 | - |
dc.date.accessioned | 2022-09-07T08:42:44Z | - |
dc.date.available | 2022-09-07T08:42:44Z | - |
dc.date.issued | 2022 | - |
dc.identifier.uri | http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1835 | - |
dc.description.abstract | Di era saat ini, fenomena kefasikan di masyarakat cukup memprihatinkan. Perilaku-perilaku fasik dapat ditemui baik di media sosial maupun di masyarakat secara langsung. Di sisi lain, jika di telusuri mengenai makna fasik para ulama berbeda pendapat. Oleh karenanya fokus kajian pada penelitian ini adalah ingin menganalisa makna fasik dengan menggunakan pendekatan Semantik Toshihiko Izutsu. Beberapa penelitian sebelumnya memang sudah banyak yang membahas kata fasik, akan tetapi penulis tertarik untuk mengkaji kembali makna fasik dalam Al-Qur’an dengan menggunakan pendekatan semantik Toshihiko Izutsu. Penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif, dengan memakai data primer berupa sumber-sumber dari Al-Qur’an dengan terjemahannya, dan beberapa kamus Arab dan kitab serta data sekunder berupa buku, kitab, jurnal, artikel serta majalah dan internet, bisa juga media informasi lainnya. Dan teknik pengumpulan data berupa dokumentasi, serta teknik analisis data yang digunakan penulis ialah content analysis. Penulis menggunakan pendekatan penelitian semantik Toshihiko Izutsu melalui beberapa tahap yaitu menganalisa makna dasar dan relasional, sinkronik dan diakronik, dan yang terakhir weltansachauung. Hasil penelitian dalam skripsi ini adalah pertama, kata fasik secara mendasar berarti keluar dari ketentuan syari’at agama. Kedua, makna relasional sintagmatik kata fasik mempunyai bentuk dan posisi yang berbeda beda yaitu, fasik sebagai fi’il māḍi’, fi’il muḍāri’, sebagai sifat, khabar. Dan adapula makna relasional paradigmatik kata fasik yang memiliki kemiripan yaitu, ‘Iṣyān, munāfiq, ẓālim, kafir, marīḍ al-Qalb, murjifūn, sedangkan kata yang berlawanan dengan fasik ialah mu’min. Ketiga, fasik juga terbagi dalam beberapa periode waktu yaitu Pra Qur’anik, Qur’anik dan Pasca Qur’anik maka akan terlihat perbedaannya. Kata fasik pada Pra Qur’anik hanya untuk perilaku hewan saja. Pada masa Qur’anik fasik menggambarkan suatu kakteristik yaitu orang fasik bersifat pembangkang. Pada masa Pasca Qur’anik fasik fasik terlihat lebih terperinci dan terjadi perluasan makna pada kata fasik itu sendiri. Keempat, weltanschauung kata fasik bisa bersifat materi dan immmateri. Yang bersifat materi adalah ketika perbuatan kefasikan berhubungan dengan mukmin dan kafir. Perilaku fasik yang bersifat immateri adalah ketika dihubungkan dengan Allah. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta | en_US |
dc.subject | Fasik | en_US |
dc.subject | Semantik Toshihiko Izutsu | en_US |
dc.subject | Makna Kata | en_US |
dc.title | MAKNA KATA FASIK DALAM AL-QUR’AN (Kajian Semantik Toshihiko Izutsu (w.1993M)) | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
Appears in Collections: | Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
18211120.pdf Restricted Access | 1.83 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy | |
18211120_Publik.pdf Restricted Access | 1.32 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.