Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1941
Title: Kisah Perubahan Tongkat Nabi Musa (Studi Komparatif Pemikiran Ahmad Musthafa Al-Maraghi (W. 1952 M) dan Muhammad Ahmad Khalafullah (W. 1998 M)
Authors: Arin Khairani, 18210930
Advisor: Mohammad Husen
Issue Date: 2022
Publisher: Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta
Abstract: Mukjizat Nabi Musa tentang kisah berubahnya tongkat menjadi (asha>) seekor ular banyak diulang-ulang oleh al-Qur’an. Al-Qur’an menggunakan tiga lafal yang berbeda dalam mengungkapkan makna ular, yakni ẖayyah, tsu῾ba>n dan al-ja>nn. Sehingga penulis mencoba mengungkapkan penafsiran yang terdapat pada kisah berubahnya tongkat Nabi Musa tersebut. Al-Qur’an sebagai kitab suci memiliki karakteristik yang berbeda dibanding kitab samawi yang lain. Hal ini tidak lepas dengan studi tafsir sastra. Terdapat beberapa penafsir pada abad kedua puluh, kitab Tafsi>r al-Mara>ghi> karya Ahmad Musthafa al-Maraghi dan al-Fann al-Qaṣaṣi fi> Al-Qur’a>n Al-Kari>m karya Muhammad Ahmad Khalafullah. Penulis memfokuskan kepada kedua kitab tersebut, karena penulis merasa tertarik sebab Al-Maraghi di dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an disesuaikan dengan kondisi budaya kemasyarakatan sehingga dianggap relevan dengan zaman sekarang. Sedangkan Khalafullah dalam menafsirkan Al-Qur’an hanya berfokus pada ayat-ayat kisah saja dengan pendekatan sastra. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini dengan menggunakan penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang berfokus kepada analisis literatur yang sesuai dengan permasalahan, baik data primer atau data sekunder. Dengan kategori penelitian kualitatif. Adapun penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif dan pendekatan yang menggunakan pemahaman yang mendalam yang berhubungan dengan objek yang diteliti. Hasil penelitian yang telah dilakukan tentang berubahnya tongkat Nabi Musa bahwa Al-Maraghi dan Khalafullah sama-sama berpendapat bahwa berubahnya tongkat Nabi Musa itu menjadi ular yang nyata tanpa adanya pengelabuan seperti yang dilakukan para penyihir. Bedanya, Menurut Al-Maraghi bahwa berubahnya tongkat Nabi Musa menjadi ular merupakan suatu manfaat yang besar dan nyata serta harus menjadi ular yang besar (tsu’ba>n), dikatakan (al-ja>nn) disebabkan gerakannya yang cepat. Dan kata hayyah menjadi kata lain dari ular saja. Al-Maraghi juga menjelaskan berubahnya tongkat para penyihir menjadi ular disebabkan adanya zat air raksa yang diisikan ke dalam tongkat. Sedangkan menurut Khalafullah, kata al-ja>nn dimaksudkan untuk menimbulkan rasa takut bagi siapa saja yang melihatnya. Kata hayyah dan tsu’ba>n dimaksudkan untuk menggambarkan jiwa ketakutan para penyihir dan Fir’aun. Namun hakikatnya untuk memanfaatkan daya emosional dan psikologis dari masing-masing kata. Tujuan utama keduanya untuk membuktikan kemukjizatan Nabi Musa yang membenarkan akan kekuasaan Allah SWT.
URI: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1941
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
18210930.pdf
  Restricted Access
1.64 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.