Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/2151
Title: Kedudukan Wali dalam perkawinan Menurut Imam Syafii dan Imam Abu Hanifah Serta Prakteknya dalam perkawinan di Indonesia
Authors: Istiqomah, 920056
Advisor: Ahmad Sukardja
Issue Date: 2002
Publisher: Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta
Abstract: Kalau tujuan ayat ahkam tentang ibadah ialah membentuk manusia yang baik, maka tujuan ayat ahkam mengenai muamalah ialah membentuk masyarakat manusia yang baik. Dengan jalan inilah Islam bermaksud mewujudkan kebahagiaan manusia di dunia sekarang sebagai persiapan dan pengantar bagi hidup bahagia yang kekal di akhirat.1 Soal perkawinan amat dipentingkan dalam Islam dan ini terlihat dari banyaknya jumlah ayat ahkam yang mengatur hidup kekeluargaan. Hampir sepertiga dari ayat ahkam muamalah mengandung ketentuan-ketentuan tentang perkawinan, perceraian dan hak waris. Ini karena keluarga merupakan unit sosial yang terkecil dalam masyarakat manusia. Sifat baik atau tidaknya masyarakat tergantung pada baik atau tidaknya keluarga sebagai unit sosial terkecil dari masyarakat. Ayat mengenai kekeluargaan bertujuan untuk mengadakan hubungan harmonis antar suami isteri di satu pihak dan antara orang tua dan anak di lain pihak dan selanjutnya untuk menpga kekalnya hubungan harmonis itu. Kekalnya hubungan harmonis itulah yang akan mewujudkan keluarga yang baik lagi kuat. Dan sekali lagi keluarga-keluarga yang baik dan kuat akan membentuk masyarakat yang baik dan kuat pula
URI: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/2151
Appears in Collections:Skripsi S1 Hukum Ekonomi Syariah

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Istiqomah_FULL.pdf
  Restricted Access
4.46 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.