Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/2452
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorRif'at Syauqi Nawawi-
dc.contributor.advisorHuzaemah Tahido Yanggo-
dc.contributor.authorTamrin Talebe’, 299410085-
dc.date.accessioned2022-11-23T10:52:17Z-
dc.date.available2022-11-23T10:52:17Z-
dc.date.issued2001-
dc.identifier.urihttp://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/2452-
dc.description.abstractPenelitian ini dilatarbelakangi bahwa pada masa Rasulullah persoalan penafsiran yang muncul adalah seputar kualitas penafsiran. Hal ini menjadi polemic dan wacana pembahasan penafsiran diantara para pemerhati kalamullah dahulu hingga kini. Setelah periode sahabat, persoalan penafsiran semakin kompleks, lahir berbagai ragam corak penafsiran yang tersusun sangat dipengaruhi oleh penyusunya. Ketika umat islam bertemu dengan negara-negara maju dalam bidang sains dan teknologi, golongan intelektual muslim mulai memikirkan kondisi agama dan umatnya. Dalam kondisi ini lahirlah sederet tokoh islam, salah satunya yang populer yakni syekh Muhammad ‘Abduh. Sejak kecil beliau telah menampakkan benih-benih calon pemikir dalam usia enam tahun telah mampu menghafal al-Qur’an. Dalam penafsiran, Muhammad ‘Abduh sangat menentang bentuk penafsiran yang hanya melegitimasi kelompok tertentu. Sebagian ide-ide yang dikembangkan Muhammad ‘Abduh lebih banyak disalurkan dalam lingkungan Pendidikan formal, sebagai pusat pengkajian dalam mengubah kondisi berpikir masyarakat. Sarana Pendidikan sebagai jalan mewujudkan pembaharuannya, Pendidikan adalah segala-galanya, manusia jatuh dan berkembang karena pengalaman pendidikannya, maka dari itu manusia harus menjadikan al-Qur’an sebagai petunjuk menuju manusia yang berperadaban. Metode penelitian menggunakan library research yang mengacu pada bahan-bahan bacaan (literatur) yang dibahas. Pendekatan penelitian menggunakan penelitian deskriptif analitis dan dianalisis dengan cermat sebelum akhirnya menarik kesimpulan. Bentuk Pendidikan yang diwujudkan oleh Muhammad ‘Abduh adalah Pendidikan yang mengarah pada peningkatan kualitas umat islam, Pendidikan yang demokratis, tidak kaku dan sepihak. Pendidikan adalah hak rakyat karena Pendidikan membawa masyarakat mencapai kualitas hidup yang setara dengan kemajuan negara lain. Pendidikan tidak mengenal dualism, antara Pendidikan agama dan umum. Pendidikan mewujudkan generasi yang cerdas dan berperadaban yang dapat membuka cakrawala berpikir.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherProgram Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakartaen_US
dc.subjectPenafsiran Muhammad ‘Abduhen_US
dc.subjectAyat-Ayat Pendidikanen_US
dc.titlePenafsiran Muhammad ‘Abduh Terhadap Ayat-Ayat Pendidikanen_US
dc.typeTesisen_US
Appears in Collections:Tesis S2 Pendidikan Agama Islam

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
299410085-Tamrin Talebe’.pdf
  Restricted Access
299410085-Tesis15.03 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.