Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/2480
Title: Bacaan Al-Qur’an Qiraat Ashim Riwayat Hafsh (Suatu Kajian Tentang Bacaan Al-Qur’an Berdasarkan Dua Thariq Al-Syathibiyyah dan Thayyibah Al-Nasyr)
Authors: Muhsin, 298410049
Advisor: Ahsin Sakho Muhammad
M. Amin Suma
Issue Date: 2003
Publisher: Program Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta
Abstract: Membaca Al-Qur’an secara benar dan tepat adalah membaca sesuai dengan cara-cara nabi membaca atau menetapkan kebenaran cara membacanya seperti yang diajarkan oleh para sahabat. Cara dan penetapan nabi itu selain terekam oleh hafalan para sahabat, juga tertuang dalam mushaf-mushaf yang dikirm oleh khalifah Utsman bin Affan keberbagai kota atau daerah-daerah pengembangan islam untuk dijadikan standar atau rujukan bacaan kaum muslimin. Setiap ushaf yang dikirim disertai juru baca utama. Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa perbedaan cara membaca Al-Qur’an yang disandarkan kepada seorang imam-imam qiraat disebut “qiraat”, sedangkan bacaan Al-Qur’an yang disandarkan kepada orang yang meriwayatkannya disebut “riwayat”, orangnya disebut dengan rawi. Bacaan yang disandarkan kepada orang yang menerima dari seorang perawi disebut dengan thariq, baik secara langsung maupun tidak. Al-Syathibi mengabadikan dan menyebarluaskan tata cara baca hafash adalah seorang ulama di bidang Al-Qur’an yang mengabadikan hidupnya untuk menyebarluaskan bacaan Al-Qur’an diantaranya menurut Riwayat hafsh thariq Ubaid ibnu al-shabbah, kemudia ia mengarang kitab yang terkenal dengan sebutan al-Syathibiyyah, di dalam kitab yang popular tersebut memiliki sebutan yakni thariq al-Syathibiyyah. Sedangkan Ibnu al-Jazari mengabadikan dan menyebarluaskan bacaan Al-Qur’an Riwayat hafsh melalui thariq Ubaid ibnu al-shabbah, dalam kitabnya yang berjudul Thayyibah al-Nasyr. Dalam kitab tersebut memiliki sebutan yakni thariq Thayyibah al-Nasyr. Cara baca hafsh yang tertera pada du thariq tersebut terdapat beberapa subtansi periwayatan tata cara baca yang berbeda antara satu dengan lainnya. Metode penelitian yang digunakan adalah library research dengan Teknik deskriptif analisis. Analisis yang digunakan adalah analisis komperatif formulative. Kesimpulan diambil berdasarkan hasil Analisa dari pembahasan dan kajian sebelumnya. Kaum muslimin pada umumnya termasuk umat islam di Indonesia yang membaca al-Qur’an menurut Riwayat hafs harus mengacu pada norma-norma bacaan seperti pada dua thariq yaitu thariq al-Syathibiyah dan thariq Thayyibah al-Nasyr. Cara membaca al-Qur’an menurut Riwayat hafsh yang tertera dalam dua thariq memiliki perbedaan cara membacanya. Thariq al-Syathibiyah meriwayatkan ukuran Panjang mad munfashil dengan empat harakat Bersama sejumlah hukum terkait secara utuh dan terpadu yang harus dibaca secara berbeda dengan thariq Thayyibah al-Nasyr. Sedangkan thariq Thayyibah al-Nasyr meriwayatkan ukuran Panjang man munfashil dengan dua, tiga, empat dan lima harakat, masing-masing Bersama sejumlah hukum tertentu yang terkait secara utuh dan terpadu. Perbedaan thariq termasuk perbedaan yang esensial yang harus dijaga dan diberlakukan secara berbeda pada saat membaca Al-Qur’an. Perbedaan-perbedaan itu harus jelas antara satu dengan yang lainnya kalu tidak maka problematika yang akan muncul adalah tumpeng tindih thariq, yang menurut para ulama qiraat dan ulama tajwid menyebutnya sevagai cara baca aib, makruh bahkan haram hukumnya.
URI: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/2480
Appears in Collections:Tesis S2 Ilmu Al Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
298410049-Muhsin.pdf
  Restricted Access
298410049-Tesis12.36 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.