Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/2707
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorFaizah Ali Sibromalisi-
dc.contributor.authorAlvi Alvavi Maknuna, 06210274-
dc.date.accessioned2023-05-16T07:01:59Z-
dc.date.available2023-05-16T07:01:59Z-
dc.date.issued2011-
dc.identifier.urihttp://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/2707-
dc.description.abstractAl-Qur'an merupakan sumber hukum utama bagi orang Islam, oleh karena tu memahami Al-Qur'an mutlak diperlukan bagi setiap muslim. Meskipun Islam adalah agama yang Rahmatan Iii 'alamin, sebagai petunjuk bagi seluruh manusia dari berbagai bangsa dan bahasa, namun Al-Qur'an diturunkan hanya dengan satu bahasa, yakni bahasa Arab, padahal tidak setiap muslim memahami bahasa Arab, apalagi bahasa Al-Qur' an bukanlah merupakan bahasa Arab yang umumnya digunakan orang Arab. Bahkan orang Arab sendiripun seringkali masih kesulitan dalam memahami bahasa Al-Qur'an. Dari sinilah kemudian muncul ilmu dalam memahami Al-Qur'an yang selanjutnya disebut Tafsir1 Al-Qur'an. Orang yang menafsirkan -Mufassir- Al-Qur'an pertama kali adalah Rasulullah SAW. Pada saat Nabi menyebarkan wahyu pada umatnya, para shafl.abat merekam wahyu itu sekaligus mengkorfirmasi sebagian maknanya langsung pada Nabi. Namun selepas masa Nabi, dan wahyu pun dianggap final, para sahabat dituntut untuk meraba makna yang terkandung di balik teks. Begitu pula dengan generasi sesudahnya hingga saat ini. Sepanjang masa-masa ini, modifikasi-modifikasi interpretatif bisa didapati, dan dalam setiap karya ditemukan keragaman pemaknaan sebagai hasil pemikiran para penafsir dalam rangka mengajak AI-Qur'an berinteraksi.2 Kemampuan setiap orang dalam memahami lafazh dan ungkapan Al­Qur'an tidaklah sama. Perbedaan daya nalar di antara mereka ini adalah suatu keniscayaan. Kalangan awam hanya dapat memahami makna-maknanya yang zhahir dan pengertian ayat-ayatnya secara global. Sedangkan kalangan cerdik cendekia dan terpelajar akan dapat menyimpulkan pula dari Al-Qur'an makna­makna yang menarik. Dan di antara kedua kelompok ini terdapat aneka ragam dan tingkat pemahaman, maka tidaklah mengherankan jika Al-Qur'an mendapatkan perhatian besar dari umatnya melalui pengkajian intensifen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherInstitut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakartaen_US
dc.subjectTafsir Ayat Etika Sosialen_US
dc.subjectKH. Bisri Mustofaen_US
dc.subjectSayyid Quthuben_US
dc.subjectTelaah Muqaranah QS. Al-Nuren_US
dc.titleen:.fsiran Ayat-ayat Etika Sosial menurut KB. Bisri Mustofa dan Sayyid Quthub (Telaah Muqaranah QS. Al-Nur)en_US
dc.typeSkripsien_US
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Alvi Alvavi Maknuna_FULL.pdf
  Restricted Access
9.71 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.