Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/2765
Title: Konsep Khitbah Dalam Perspektif Al­Quran (Telaah Surat Al-Baqarah Ayat 235)
Authors: Iva Laily Faizah, 09210361
Advisor: Romlah Widayati
Issue Date: 2014
Publisher: Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta
Abstract: Seiring dengan berkembangnya zaman dan cara berfikir manusia banyak konflik-konflik yang terjadi dalam rumah tangga yang disebabkan oleh tidak saling mengenalnya antara suami dan istri sehingga menimbulkan pertengkaran dan perceraian diantara suami dan istri.Oleh karena itu, seyogyanya kedua mempelai, sebelum melaksanakan akad nikah terlebih dahulu mengetahui secara detail kepribadian dan aspek kehidupannya, sehingga mampu membentuk keluarga yang bahagia dan langgeng di dalam keserasian berumah tangga. Islam dengan syariatnya telah meletakkan dasar-dasar yang harus dipatuhi dalam meminang. Dasar-dasar dan prinsip ini jika dipatuhi oleh para pemuda dalam melangsungkan pemikahan mereka akan mendapatkan taufiq dan kebahagiaan, bahkan akan melahirkan mahabbah ( cinta) dan mawaddah (kasih sayang) dalam pemikahannya. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Islam N egeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007 yang berjudul Konsep Pinangan Wanita Kepada Pria Perspektif Hadis (Sebuah Kajian Tematik) yang ditulis oleh Siti Zamzam Musyarafah dan mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012 yang berjudul Khithbah Masyarakat Bangkalan Madura dalam Perspektif Hukum Islam, yang ditulis oleh Muhammad Sahroni. Akan tetapi dalam penelitian ini tedapat perbedaan pada penelitian sebelumnya: yaitu penelitian sebelumnya mengarah kepada konsep Al-Quran dan teks-teks hadis dalam menyikapi pinangan wanita terhadap pria, sedangkan penelitian kedua lebih mengarah pada kajian kasus di madura yang pelaksanaan khitbah hanya di dominasi oleh orang tua. Anak tidak memiliki hak untuk menentukan dengan siapa mereka akan menjalani pemikahan. Sehingga ealitas yang ada, lebih menunjukan dampak negatif bukan dampak positif yang mengakibatkan pergeseran terhadap nilai sesungguhnya. Jenis penelitian m1 adalah kualitatif dengan menggunakan penelitian kepustakaan. Adapun metode dalam penulisan ini menggunakan metode pengumpulan data. Sedangkan sumber data yang penulis gunakan adalah sumber primer, yaitu Al-Qur'an dan terjemahnya dan kitab-kitab tafsir. Adapun sumber skunder, yaitu kamus bahasa Arab dan buku­buku yang berkaitan dengan pembahasan. Setelah melakukan penelitian, penulis mendapati beberapa penemuan yang dapat dijadikan pandangan dalam pelaksanaan khitbah agar tidak ada kesalahan dalam memilih yang menjadikan adanya penyesalan dikemudian hari, di ntaranya: Khitbah (meminang) merupakan permohonan seorang laki-laki kepada perempuan dan walinya dengan menyampaikan atau memberitahukan keinginan untuk menikahinya. Apabila permintaan tersebut disetujui oleh pihak wanita, maka khitbah ini dipandang sebagai janji untuk menikahi. Meski demikian, wanita yang sudah dilamar (al­makhtubah), tetap sebagai wanita asing yang tidak boleh "diapa-apakan" sampai ia melakukan akad nikah. Adapun yang harus diperhatikan dalam berkhitbah adalah Pertama, mengetahui dan melihat sang calon (perempuan). Melihat yang dimaksudkan disini adalah melihat diri wanita yang ingin dinikahi dengan tanpa berpanutan pada aturan syar'i. Hal ini disarankan agar tidak terjadi fitnah atau kasus di kemudian hari. Kedua, sang calon tidak dalam proses dilamar laki-;laki lain. Oleh karenanya, ada baiknya pihak laki-laki mencari dan engumpulkan informasi mengenai hal tersebut. Ketiga, tidak melamar perempuan yang sedang masa iddah. Yang dimaksud masa iddah adalah waktu yang dimilki seorang perempuan yang ditinggal mati atau dicerai oleh suaminya. Sedankan yang dilarang melamar disini adalah secara terus terang. Sementara jika memberi isyarat, diperbolehkan. Disamping ketiga poin penting di atas, Isalm juga mengajarkan kepada laki-laki yang hendak melamar, hendaknya memperhatikan betul bagaimana kesalikhan wanita yang hendak dilamar. Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwasannya wanita shalikhah adalah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri bila suami tidak ada, sebaimana Allah memeliharanya. Di samping itu hendaknya memilih wanita yang walud (beranak) dan wadud (penyayang) agar dapat memelihara generasi umat.
URI: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/2765
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Iva Laily Faizah_FULL.pdf
  Restricted Access
7.54 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.