Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3375
Title: Cinta Platonis dalam Perspektif Al-Qur’an (Studi Komparatif Tafsir Al-Jāmi’ li Aḥkām Al-Qur’ān karya Al-Qurṭubi (w. 627 H) dan Tafsir Fī Ẓilāl Al-Qur’ān karya Sayyid Quṭb (w. 1386 H),
Authors: Nur Halimatus Sa’diyah, 18211038
Advisor: Mamluatun Nafisah
Issue Date: 2022
Publisher: Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta
Abstract: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya pemahaman yang keliru dari beberapa pihak mengenai makna cinta sebagai pemuas nafsu belaka. Padahal dalam ranah filsafat, terdapat cinta yang tidak melibatkan hasrat seksual, yakni Cinta Platonis. Adanya penelitian ini, diharapkan bagi semua orang dapat memahami bahwa terdapat cinta yang hadir tanpa harus melibatkan hawa nafsu. Selain itu, penulis ingin mengkaji bagaimana penafsiran Al-Qurṭubi dalam Kitab Tafsir Al-Jāmi’ li Aḥkām Al-Qur’ān dan Sayyid Quṭb dalam Kitab Tafsir Fī Ẓilāl Al-Qur’ān yang terhadap ayat-ayat cinta Platonis. Adapun jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan library research (kajian pustaka) melalui sumber primer kitab Tafsir Al-Jāmi’ li Aḥkām Al-Qur’ān dan Tafsir Fī Ẓilāl Al-Qur’ān. Sementara sumber sekundernya berupa buku-buku, artikel, jurnal, skripsi, tesis dan disertasi yang berkaitan dengan cinta Platonis. Untuk tekniknya penulis menggunakan dekumentatif. Sedangkan dalam menganalisa tafsir ayat penulis meminjam metode muqarran (komparatif) yang digagas oleh Abdul Mustaqim Adapun hasil penelitian ini terbagi menjadi tiga, yaitu: pertama, secara garis besar menjelaskan tentang aspek-aspek cinta Platonis dari berbagai jenis, yakni cinta terhadap Allah pada QS. Al-Baqarah [2]: 165, QS. Āli ‘Imrān [3]: 31, selanjutnya cinta terhadap orang tua yang terdapat pada QS. Al-Isrā’ [17]: 24, dan terakhir, cinta terhadap sesama pada QS. Al-Mā’idah [5]: 54, QS. Al-Fatḥ [48]: 29 dan QS. Al-Balad [90]: 17. kedua, menjelaskan hasil perbandingan penafsiran Al-Qurṭubi dan Sayyid Quṭb. Aspek persamaan, Al-Qurṭubi dan Sayyid Quṭb adalah metode tafsir yang digunakan, yakni tahlili, dan tafsiran ayatnya yaitu, ketika seorang hamba mencintai Allah maka harus mencintai Rasulullah, sikap seorang anak terhadap orang tua harus penuh kasih sayang, dan sesama mukmin terhadap mukmin lainnya hendaknya saling bersikap kasih sayang dan penuh kelembutan. Adapun perbedaannya pendapat dari dua mufassir adalah corak yang digunakan dan objek-objek yang dijadikan tandingan dengan Allah, praktik cara mencintai Allah dan Rasul, istilah pengungkapan kasih sayang terhadap orang tua dan sesama, dan perbedaan praktik dalam bersabar dan berkasih sayang. ketiga, menjelaskan tentang relevansi cinta Platonis berdasarkan penafsiran Al-Qurṭubi dan Sayyid Quṭb yaitu, pengamalan terhadap syariat agama sebagai bentuk cinta kepada Allah, bersikap hormat dengan penuh lembutan sebagai bentuk cinta anak terhadap orang tua, saling mengasihi sesama makhluk tanpa mengharap balasan.
URI: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3375
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
18211038.pdf
  Restricted Access
1.95 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.