Resepsi Santri Terhadap Pembacaan Doa Pusaka (Studi Living Qur’an di Pondok Pesantren As-Syafi’iyah Pulo Air Sukabumi)

Abstract

Manusia sebagai salah satu makhluk ciptaan Allah di muka bumi tidak lain adalah hanya untuk beribadah kepada sang maha pencipta. Beribadah kepada Allah ada banyak caranya, baik itu melaksanakan solat, puasa, sedekah, doa, dan lain sebagainya. Doa merupakan senjata umat muslim yang sangat ampuh, sebagai makhluk yang lemah, sudah sepatutnya untuk selalu meminta semua hal kepada sang pemilik langit dan bumi. Doa juga merupakan salah satu pengamalan dari ayat Al-Qur’an. Adapun kalimat yang digunakan untuk berdoa beragam bacaannya, kebanyakan bersumber dari Al-Qur’an, namun banyak juga yang bersumber dari yang lainnya seperti hadis dan yang lainnya. Hal ini juga dilakukan di Pondok Pesantren As-Syafi’iyah Pulo Air Sukabumi, yakni pembacaan doa yang rutin dilaksanakan. Adapun jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan studi penelitian lapangan yang berbasis pada living Qur’an. Selama melakukan penelitian data primer yang digunakan penulis berasal dari para santri dan guru Pondok Pesantren As-Syafi’iyah Pulo Air Sukabumi. Sedangkan untuk data penunjangnya berasal dari dokumen Pondok Pesantren As-Syafi’iyah Pulo Air Sukabumi, buku, skripsi, artikel jurnal, dan internet yang terkait dengan penelitian penulis. Pada teknik pengumpulan data, penulis menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Lalu pendekatan yang digunakan oeh penulis yakni teori resepsi. Setelah mendapat data tersebut, lalu penulis analisis dan diuraikan dengan deskriptif. Doa pusaka tidak serta merta dibaca sejak dulu dilokasi penelitian, namun terdapat asal-usulnya. Sedangkan pelaksaan kegiatan pembacaan doa pusaka dilakukan dengan beberapa rangkaian kegiatan, diantaranya pembacaan doa sebelum belajar pagi, saat malam jum’at, malam minggu, dan lain sebagainya yang akan dijabarkan di dalam penelitian ini. Adapun resepsi mengenai pembacaan doa pusaka, telah penulis wawancarai beberapa santri yang menjadi narasumber dan ditinjau menggunakan 2 teori resepsi yakni eksegesis dan fungsional. Hasil dari wawancara tersebut yang pertama yakni doa pusaka yang ditinjau menggunakan resepsi eksegesis, pada tahap ini para santri mengungkapkan pemahamannya mengenai doa pusaka. Selanjutnya yakni doa pusaka yang ditinjau menggunakan resepsi fungsional, pada tahap ini para santri menjelaskan hal yang menyebabkan mereka merutinkan sendiri doa pusaka berdasarkan tujuan dari pembacaan doa pusaka tersebut.