Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3498
Title: Konsep Sakinah Mawadah wa Rahmah dalam QS. Al-Rūm [30]: 21 (Anlisis Qirā’ah Mubādalah Faqihuddin Abdul Kodir (L. 1971 M))
Authors: Mutiara Fitri Cahya Bunda, 19211236
Advisor: Mamluatun Nafisah
Issue Date: 2023
Publisher: Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta
Abstract: Fenomena perceraian di Indonesia selalu meningkat di setiap tahunnya dengan berbagai masalah yang dihadapi para suami dan istri dalam keluarganya. Seiring perkembangan zaman, permasalahan-permasalahan yang dihadapi serta solusi untuk mengatasi masalah tersebut juga berubah-ubah, sehingga solusi yang biasa dipakai pada masa lampau untuk menghadapi masalah pertikaian rumah tangga masa sekarang, terkadang kurang tepat. Jika merujuk pada penafsiran QS. al-Rūm [30]: 21 belum sepenuhnya memuat interpretasi terkait fenomena konsep sakinah mawadah dan rahmah pada saat ini. Berdasarkan pernyataan tersebut, tulisan ini mencoba merespon permasalahan tersebut dengan melakukan analisis penafsiran QS. al-Rūm [30]: 21 menggunakan perspektif Qirā’ah Mubādalah. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan kajian kepustakaan (library research). Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan, yaitu dengan metode dokumentasi di mana penulis mengumpulkan data primer berupa buku Qirā’ah Mubādalah Faqihuddin Abdul Kodir dan kitab-kitab tafsir maupun kamus-kamus otoritatif. Kemudian, data sekunder yang didapatkan melalui artikel jurnal dan karya-karya ilmiah lainnya yang kemudian di analisa menggunakan pendekatan teori Qirā’ah Mubādalah. Adapun hasil dari penelitian ini, di antaranya; pertama, penafsiran QS. al-Rūm [30]: 21 dalam perspektif mubādalah adalah Allah SWT. menunjukkan salah satu tanda-tanda kebesaran-Nya dengan menciptakan untuk hambanya pasangan-pasangan (baik suami maupun istri) dari jenis yang sama agar sama-sama merasa tenang dan tenteram, serta cenderung terhadap masing-masing pasangannya. Kemudian, untuk memperoleh ketenangan dan ketenteraman tersebut, Allah SWT. hadirkan rasa cinta dan kasih sayang di antara keduanya. Demikianlah tanda-tanda kebesaran-Nya bagi kaum yang berfikir. Kedua, secara lafal literal ayat tersebut membahas mengenai laki-laki yang memperoleh ketenangan dari istrinya, tetapi secara makna mubadalah-nya, ayat ini juga berlaku untuk perempuan yang memperoleh ketenangan dari suaminya. Hal ini ditegaskaan pada frasa bainakum yang menunjukkan makna resiprokal antara suami dan istri.
URI: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3498
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
114-19211236.pdf
  Restricted Access
1.53 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.