Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3562
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSamsul Ariyadi-
dc.contributor.authorKaisa Luthfia, 19211215-
dc.date.accessioned2024-05-02T07:48:37Z-
dc.date.available2024-05-02T07:48:37Z-
dc.date.issued2023-
dc.identifier.urihttp://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3562-
dc.description.abstractSkripsi ini mengkaji kata gaib dalam Al-Qur’an. Pada penelitian ini penulis berusaha merespon beberapa permasalahan yang terjadi di kalangan masyarakat Indonesia, yaitu pertama, spekulasi masyarakat terhadap waktu terjadinya dengan tanda-tanda datangnya kiamat. Kedua, eksistensi seorang peramal dengan ramalannya yang menimbulkan fitnah. Ketiga, eksistensi primbon dan zodiak yang masih marak digunakan sebagai acuan kehidupan. Fenomena tersebut bertentangan dengan apa yang dijelaskan oleh Al-Qur’an, bahwasanya seluruh pengetahuan yang gaib adalah hanya miliki Allah Swt. Maka dari itu terjadi kesimpangan pemahaman antara masyarakat dengan isi teks Al-Qur’an. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan kajian Library research. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, meliputi data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah dokumentatif. Teknik analisa data menggunakan metode deskriptif-analisis. Pendekatan penelitian yang dipakai adalah menggunakan analisis semantik Toshihiko Izustu. Analisis semantiknya mempunyai beberapa tahapan yaitu, mengungkap makna dasar dan makna relasional. Kemudian menelusuri perkembangan makna tersebut melalui aspek historis (sinkronik dan diakronik) kemudian merumuskan weltanschauung. Hasil dari penelitian ini adalah, pertama, secara mendasar kata gaib bermakna sesuatu hal atau keadaan yang tersembunyi, tidak terlihat oleh indera, tidak berwujud, tidak masuk akal. Dalam Al-Qur’an kata gaib adalah segala sesuatu yang yang tidak terlihat oleh mata namun sesuatu tersebut perlu diyakini dan hanya Allah Swt lah yang mempunyai pengetahuan mengenai perkara yang gaib. Kedua, setelah ditelusuri secara historis, dari 3 periode tidak ada pergeseran makna dan sesuai dengan makna dasar secara umum, namun ada pergeseran makna ketika dikaitkan dengan makna religius yaitu makna Al-Qur’an. Ketiga, pandangan dunia terhadap konsepsi masyarakat, yang disebut oleh Izustu yaitu “Weltanschauung semantik”, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa konsepsi kata gaib dalam syair Jahiliyyah (periode pra Qur’anik) dan Al-Quran (periode Qur’anik maupun pasca Qur’anik) membentuk sistem kosa kata yang keseluruhannya berkaitan dengan kepercayaan dan keyakinan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherInstitut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakartaen_US
dc.subjectGaiben_US
dc.subjectSemantiken_US
dc.subjectToshihiko Izutsuen_US
dc.titleAnalisis kata gaib dalam Al-Qur’an (kajian semantik Toshihiko Izutsu [w. 1993])en_US
dc.typeSkripsien_US
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
141-19211215.pdf
  Restricted Access
1.71 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.