Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4114
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorAhmad Syukron-
dc.contributor.advisorM. Ziyad Ulhaq-
dc.contributor.authorMuhammad Dahlan, 220410976-
dc.date.accessioned2025-01-03T04:23:16Z-
dc.date.available2025-01-03T04:23:16Z-
dc.date.issued2024-
dc.identifier.urihttp://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4114-
dc.description.abstractPenelitian ini terkait pengaruh jargon kembali kepada Al-Qur’an yang sering dimaknai sebagai pemahaman yang mengacu langsung pada Al-Qur’an untuk menjawab suatu persoalan atau masalah, tanpa memperhatikan dan menelaah lebih lanjut bacaan atau referensi terkait berupa ilmu tafsir Asbab Nuzul, dan lain sebagainnya. Tesis ini sependapat dengan penelitian Husnul Maab, Mahasiswa Pascasarjan IIQ , judul tesisnya “Tekstualitas Tafsir Dan Relasinya Dengan Wajah Keberagaman Di Indonesia (Studi Ayat-Ayat Jihad dan Politik) menyimpulkan bahwa penafsiran tekstualis (Literal) sangat berbahaya Lebih dari itu, model pemahaman yang diimplementasikan sebagai bentuk reaksi mereka yang berpijak pada Al-Qur`an, akan sangat berbahaya. penelitian ini menggunakan studi kepustakaan (library research), yakni penelitian yang mencoba menggali sumber informasi serta khazanah literatur yang tersedia kemuadian dijadikan sebagai objek penelitan. Karena itu, penelitian ini termasuk jenis penelitan kualitatif, dimana penelitian ini membutuhkan pemahaman dan penguasaan terhadap objek yang akan diteliti. Adapun hasil penelitian ini penulis berkesimpulan bahwa jargon kembali kepada Al-Qur’an merupakan sebuah distorsi, memahami Al-Qur’an lebih dalam namun tanpa ilmu yang memadai, yakni pendekatan bayani (dalil), burhani (disiplin ilmu) dan irfani (hikmah) keinginan untuk memahami Al-Qur’an justru bisa menjadi bumerang dan dapat menafsirkan ayat secara tekstual. Sementara pendekatan tekstual dalam memahami Al-Qur’an adalah sebuah langkah ekstrem yang berpotensi menimbulkan kerusakan yang luas. Jika model penafsiran ini terus dipertahankan, akan ada banyak individu yang dicap sebagai orang kafir, fasiq, atau zalim hanya karena pandangan mereka tidak sesuai dengan interpretasi kelompok tertentu. Lebih jauh lagi, pemahaman agama yang didasarkan pada reaksi dan penolakan terhadap pandangan orang lain, yang semuanya mengacu pada Al-Qur’an, akan menjadi ancaman serius bagi keberagaman masyarakat Indonesia.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherProgram Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakartaen_US
dc.subjectJargon Kembali Kepada Al-Qur’anen_US
dc.subjectTekstualen_US
dc.subjectRadikalisme dan Ektrimismeen_US
dc.titleDistorsi Metode Penafsiran Al-Qur’an (Studi Kritis Jargon Kembali Kepada Al-Qur’an)en_US
dc.typeTesisen_US
Appears in Collections:Tesis S2 Ilmu Al Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
220410976_Muhammad Dahlan.pdf
  Restricted Access
220410976_Tesis2.06 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.