Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4170
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorRuaedah-
dc.contributor.authorFilza Syifa Azzahroh, 20211402-
dc.date.accessioned2025-03-20T04:13:07Z-
dc.date.available2025-03-20T04:13:07Z-
dc.date.issued2024-
dc.identifier.urihttp://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4170-
dc.description.abstractIsrāiliyyāt merupakan kisah-kisah dalam tafsir Al-Qur‟an yang menyusup melalui pendapat para sahabat dan tabi‟in, dikarenakan pertemuan akulturasi hebat antara kaum muslimin dan Ahli Kitab, akulturasi ini pada dasarnya telah terjadi semenjak zaman Nabi Muhammad SAW. masih hidup. Penulis membahas isrāiliyyāt dalam kisah Nabi Ibrahim menggunakan penelitian kepustakaan (Library Research). Pada penelitian ini, penulis mengambil sumber data primer dari kitab pokok kajian dari penelitian ini, yakni kitab Tafsir Lubab al-Ta‟wil fĩ Ma‟āni al-Tanzīl karya Al-Khazin dan kitab Tafsir Al-Qur‟an al-Aẓīm atau lebih dikenal dengan Tafsir Ibnu Kaṡīr karya Ibnu Kaṡīr. Penulis membatasi penelitian ini hanya pada 15 ayat saja yakni pada Al-Qur‟an QS. Al-Ṣaffāt [37]: 99-113 karena dalam ayat tersebut terdapat Israiliyyat terkait kisah Nabi Ibrahim khususnya kisah penyembelihan Nabi Isma‟il. Data sekunder berupa buku-buku, jurnal, ensiklopedi, majalah, makalah, artikel dan literatur-literatur lainnya yang mendukung. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah Teknik dokumentasi. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode komparatif yaitu mencoba mendeskripsikan dari penafsiran kedua tokoh yakni Ibnu Kaṡīr dan Al-Khāzin. Pendekatan penelitian yang digunakan oleh penulis adalah pendekatan historis. Pendekatan historis adalah pendekatan dengan cara memahami ayat-ayat Al-Qur‟an dengan cara mempelajari sejarah turunnya yang disebut dengan Asbāb al-Nuzūl. Melalui pendekatan ini, seseorang akan mengetahui hikmah hukum tertentu dari ayat Al-Qur‟an, untuk memelihara syari‟at dari kekeliruan memahaminya. Adapun kesimpulan dari penafsiran mengenai ayat-ayat kisah penyembelihan putra Nabi Ibrahim dari kedua mufassir yakni Al-Khāzin dan Ibnu Kaṡīr. Adapun hasil dari pendapat kedua mufassir mengenai isrāiliyyāt ini keduanya terdapat perbedaan dalam menafsirkan. Al-Khazin menuliskan riwayat isrāiliyyāt dalam penafsirannya pada ayat 102, 103 dan 107. Sedangkan Ibnu Kaṡīr hanya mencantumkan pada ayat 101 terkait siapakah sosok yang disembelih pada peristiwa penyembelihan tersebut. Walaupun ia mencantumkan riwayat isrāiliyyāt pada penafsiran mereka, namun Ibnu Kaṡīr lebih berhati-hati dalam mengklaim bahwa cerita tersebut bisa diterima atau tidak. Ia mendahulukan riwayat-riwayat yang bersandar kepada hadis yang ṣahih.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherInstitut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakartaen_US
dc.subjectIsrāiliyyāten_US
dc.subjectTafsir Lubāb al-Ta‟wīl fī Ma‟āni al-Tanzīlen_US
dc.subjectTafsir Ibnu Kaṡīren_US
dc.titleIsrailiyyat Dalam Kisah Penyembelihan Putra Nabi Ibrahim (Studi Komparatif Kitab Tafsir Lubāb al-Ta‟wīl fī Ma‟āni al-Tanzīl dan Kitab Tafsir Ibnu Kaṡīr dalam Q.S. Al-Ṣaffāt [37]: 99-113)en_US
dc.typeSkripsien_US
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
176-20211402.pdf
  Restricted Access
2.45 MBAdobe PDFView/Open Request a copy
176-20211402_Publik.pdf
  Restricted Access
1.83 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.