Ad-Dakhil dalam Tafsir Al-Azhar (Studi Kritis Terhadap Riwayat Israiliyyat pada Tafsir Ayat-Ayat Kisah)

Abstract

Penelitian ini membahas mengenai persebaran israiliyyat serta status-statusnya yang tersebar pada penafsiran juz 1-10 Al-Qur’an dalam tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka. Posisi israiliyyat sebagai salah satu bagian dari Ad-Dakhil fii At-Tafsir membuatnya perlu mendapatkan perhatian serius. Terlebih pada riwayat-riwayat israiliyyat yang terdapat pada kitab tafsir kontemporer seperti tafsir Al-Azhar. Penelitian ini sendiri bertujuan untuk menemu-kenali persebaran riwayat israiliyyat yang terdapat pada penafsiran juz 1-10 dalam Tafsir Al-Azhar untuk kemudian dianalisis dan dijelaskan status dari tiap-tiap riwayatnya. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan salah satu pendekatannya adalah menggunakan teori ad-dakhil fii at-tafsir untuk kemudian teori ini menjadi “pisau bedah” dalam menganalisis riwayat-riwayat israiliyyat. Sumber utama pada penelitian ini adalah Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka yang diterbitkan oleh Gema Insani pada tahun 2017. Terdapat perbedaan signifikan antara penelitian penulis dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Perbedaan yang paling mencolok adalah penelitian penulis benar-benar berfokus pada penelusuran riwayat israiliyyat secara komprehensif yang terdapat pada penafsiran juz 1-10 dalam Tafsir Al-Azhar. Hasil dari penelitian ini didapati bahwa terdapat tujuh belas riwayat israiliyyat yang tersebar dari penafsiran juz 1-10 dalam Tafsir Al-Azhar. Riwayat-riwayat tersebut bersumber dari perjanjian lama, perjanjian baru, Wahb bin Munabbih, Abdullah bin Mas’ud dan tafsir Ibnu Katsir. Ketujuh belas riwayat ini juga dapat dikelompokkan ke dalam sembilan tema utama, yaitu seputar penciptaan dan awal mula kehidupan manusia, kisah Nabi Ādam ‘alayhis-salām beserta keturunannya, perjanjian Nabi Ibrāhīm dengan Allah, kisah Nabi Ya‘qūb, perjalanan Nabi Mūsā bersama Bani Isrā’īl, kisah Nabi Sulaimān, kisah Nabi Zakariyyā, Nabi ‘Īsā bersama kaumnya, serta peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan umat-umat terdahulu. Dari ketujuh belas riwayat tersebut, terdapat sebelas riwayat yang berstatus tertolak, lima riwayat berstatus tawaqquf dan satu riwayat berstatus diterima atau maqbul.