Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4515
Title: Ujub Perspektif Syekh Nawawi Al-Bantani Al-Jawi (w. 1897M) (Studi Analisis Terhadap Kitab Tafsīr Marāh Labid Li Kasyfi Mana Quranil Majid)
Authors: Putri Nur Fadiyah, 19211275
Advisor: Mayadah Hanawi
Issue Date: 2025
Publisher: Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta
Abstract: Akhlak merupakan segala bentuk perbuatan manusia yang dilakukan tanpa paksaan. Bila kehendak dan kemauan seseorang bertentangan dengan asas-asas ajaran Islam, maka perilaku tersebut termasuk ke dalam akhlak mazmumah. Akhlak mazmumah adalah segala bentuk sikap serta tingkah laku yang tercela, salah satunya adalah Ujub (berbangga diri). Penulis memutuskan untuk mendasarkan penelitian dan sumber utamanya pada tafsir Marāh Labīd karena tafsir ini memiliki banyak manfaat. Di antaranya adalah penjelasan yang komprehensif tentang aspek-aspek ilmiah, berbagai pendekatan untuk menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an, dan kombinasi metode ijmāli dan tahlīli, juga aliran bi al-ma’tsūr dan bi al-ra’yi al-mahmūd, begitu juga corak lughawi, sūfi, fiqhi, dan adab ijtimā’i. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan metode penelitian library research (penelitian pustaka), yaitu dengan cara membaca, menelaah buku dan literatur lainnya serta mengumpulkan data yang berkaitan dengan topik yang dibahas. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Adapun metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Hasil penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut: 1) Penafsiran Syekh Nawawi terhadap ayat-ayat tentang ujub yaitu Allah SWT. memerintahkan kita untuk menyembah Allah SWT. dan larangan untuk mempersekutukan-Nya, serta berbuat baik terhadap sesama dan menghormati orang tua. Kemudian Allah SWT. melarang kita untuk merasa suci dan bersih dari dosa. Allah juga menyuruh kita untuk menjauhi sifat sombong dan bangga diri, merasa diri lebih tinggi dari orang lain dan tidak mau mengakui kekurangannya. Allah juga tidak menyukai orang-orang yang terlalu berlebihan dalam menyikapi kesedihan dan kegembiraan, Sebab terlalu berlarut dalam kesedihan dapat menghalangi seseorang untuk lebih dekat dengan Allah SWT. dan kegembiraan yang terlalu dapat mengakibatkan munculnya sikap angkuh dan sombong. 2) Kontekstualisasi ujub menurut Syekh Nawawi al-Bantani, bahwa ujub pada zaman sekarang lebih berbahaya, sebab dahulu Iblis hanya tidak mau bersujud kepada Nabi Adam AS. sedangkan pada zaman sekarang manusia banyak yang lupa bersyukur kepada Allah dan menganggap bahwa segala hal yang dimilikinya itu merupakan usaha dan kerja kerasnya, sehingga timbul rasa ujub dalam hatinya.
URI: https://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4515
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
05-19211275.pdf
  Restricted Access
1.8 MBAdobe PDFView/Open Request a copy
05-19211275_Publik.pdf
  Restricted Access
1.24 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.