Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4567| Title: | Tradisi Transmisi Sanad Tahfiz Al-Quran (Kajian Living Quran di Pondok Tahfiz Misbahul Quran, Mejobo, Kudus, Jawa Tengah) |
| Authors: | Nurul Hikmah, 21211748 |
| Advisor: | Mutmainah |
| Issue Date: | 2025 |
| Publisher: | Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta |
| Abstract: | Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tren tahfiz Al-Qurʹan termasuk platform daring yang menawarkan metode hafalan cepat. Meski menunjukkan semangat religious, tren ini dapat menjadi masalah apabila tidak disertai dengan selektifitas dalam memilih guru atau lembaga. dalam hal ini, sanad keilmuan yang valid sangat penting sebagai penjamin orisinalitas bacaan Al-Qurʹan, agar kemurniannya tetap terjaga secara utuh dan berkelanjutan. Oleh karena itu penulis merasa penting untuk mengkaji living Qurʹan mengenai sanad tahfiz Al-Qurʹan dengan memilih objek penelitian di pondok pesantren tahfiz. Terdapat beberapa penelitian yang mengkaji tentang tahfiz Al-Qurʹan di Indonesia, namun penelitian ini berfokus pada “Tradisi Transmisi Sanad Tahfiz Al-Qurʹan: Kajian Living Qurʹan di Pondok Tahfiz Misbahul Qurʹan” Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dan penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan fenomenologi. Sumber data primer didapatkan dari arsip lembaga dan hasil wawancara dengan 5 narasumber yang memiliki otoritas untuk memberikan informasi terkait penelitian. Penulis melakukan observasi lapangan, wawancara di tempat penelitian dan melalui media online, serta mengambil dokumen-dokumen yang menjadi arsip lembaga. Hasil temuan penelitian ini adalah: Santri menghafal Al-Qurʹan riwayat Ḥafṣ dari imam ‘Āṣim berdasarkan ṭarīq syāṭibiyah yang diterima dari jalur KH. Arwani Amin Said. Proses pembelajaran mengggunakan sistem talaqqi musyāfahah dengan metode al-'arḍ dimana santri membaca di hadapan guru yang kemudian mengoreksi jika terjadi kesalahan. Penerapan metode ini ditunjang dengan pelatihan di tahap awal/fase pra-tahfiz yakni pembelajaran Al-Qurʹan menggunakan metode Yanbu’a dan talaqqi bi al-naẓar Al-Fatihah, tasyahhud akhīr dan juz ‘Amma serta bi al-gaib juz ‘Amma untuk kualitas dan stabilitas bacaan serta hafalan. Adapun fase kedua/fase ḥifẓ Al-Qurʹan yakni bi al-naẓar khataman dan bi al-naẓar persiapan setoran hafalan, setoran hafalan/ ziadah bi al-gaib, takrir ustazah dan takrir pengasuh, murajaah serta ikhtibar. Fase ketiga/Fase khatimat yaitu ujian memperdengarkan hafalan 30 juz sebanyak 4 kali ujian secara bertahap. Kemudian mengikuti haflah dan menjalankan pengabdian “pengajaran” Al-Qurʹan. Ijazah diberikan dalam dua bentuk: 1) sertifikat fisik bagi santri yang menyelesaikan seluruh tahapan tahfiz. 2) pengakuan lisan tanpa bukti tertulis bagi yang belum berkesempatan menyelesaikan seluruh tahap. Namun tetap mendapatkan ijazah pada ayat-ayat yang telah di-musyāfahah-kan saja |
| URI: | https://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4567 |
| Appears in Collections: | Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| 57-21211748.pdf Restricted Access | 3.71 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy | |
| 57-21211748_Publik.pdf Restricted Access | 2.14 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.