Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4598
Title: Fenomena Beauty Privilege Perspektif Al-Quran (Studi Analisis Tafsir Al-Miṣbaḥ Karya M. Quraish Shihab)
Authors: Zafirah Dayana, 21211834
Advisor: Mutmainah
Issue Date: 2025
Publisher: Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta
Abstract: Beauty privilege adalah perlakuan istimewa yang diterima individu karena penampilan fisik sesuai standar kecantikan, yang menimbulkan ketimpangan sosial di berbagai aspek kehidupan, seperti pekerjaan, pendidikan, dan media. Individu yang menarik sering diasosiasikan dengan sifat positif dan memperoleh lebih banyak peluang, sementara yang tidak dianggap menarik cenderung didiskriminasi. Dalam Islam, penilaian terhadap manusia didasarkan pada ketakwaan dan akhlak, bukan penampilan lahiriah. Penelitian ini merujuk pada Tafsir Al-Miṣbāḥ dengan pendekatan adabī al-ijtimā’ī untuk mengkaji respons Al-Qur’an terhadap fenomena beauty privilege secara relevan, kontekstual, dan aplikatif. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif kepustakaan dengan pendekatan tafsir tematik (mauḍu’ī) untuk menganalisis respons Al-Qur’an terhadap beauty privilege. Data primer berasal dari Tafsīr Al-Miṣbāḥ karya M. Quraish Shihab, didukung literatur sekunder seperti buku dan jurnal yang relevan dengan tema riset. Data dikumpulkan melalui studi dokumentatif dan dianalisis secara deskriptif-analitik dengan mengkaji ayat-ayat terkait secara tematik untuk memahami pandangan Al-Qur’an tentang ketimpangan sosial berbasis penampilan fisik. QS. Al-Tīn [95]:4 menegaskan penciptaan manusia tidak hanya dalam kesempurnaan fisik, tetapi juga akal dan potensi ruhani yang mulia. QS. AlMujādalah [58]:11 menyatakan derajat ditinggikan bagi yang beriman dan berilmu. QS. Al-Ḥujurāt [49]:13 menegaskan ketakwaan sebagai ukuran utama kemuliaan, bukan ras atau keturunan. Menurut Quraish Shihab, hal ini menunjukkan bahwa kemuliaan manusia dalam Al-Qur’an mencakup aspek batiniah yang lebih penting daripada aspek lahiriah. Oleh karena itu, beauty privilege dianggap menyempitkan makna kemanusiaan dan bertolak belakang dengan ajaran Islam yang mengedepankan kesetaraan, keadilan sosial, dan penilaian berdasarkan karakter serta perilaku, bukan aspek fisik semata.
URI: https://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4598
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
84-21211834.pdf
  Restricted Access
1.48 MBAdobe PDFView/Open Request a copy
84-21211834_Publik.pdf
  Restricted Access
1.12 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.