Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4605Full metadata record
| DC Field | Value | Language |
|---|---|---|
| dc.contributor.advisor | Iffaty Zamimah | - |
| dc.contributor.author | Hilyah Seffana, 21211665 | - |
| dc.date.accessioned | 2025-12-04T03:51:20Z | - |
| dc.date.available | 2025-12-04T03:51:20Z | - |
| dc.date.issued | 2025 | - |
| dc.identifier.uri | https://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4605 | - |
| dc.description.abstract | Polarisasi dalam penafsiran ayat-ayat sifat Allah di tengah diskursus teologi Islam kontemporer telah menimbulkan disintegrasi di kalangan umat dan mengancam integrasi sosial-keagamaan di Indonesia. Berbagai kelompok saling berlomba mengklaim otoritas tunggal atas kebenaran tafsir, yang berujung pada terpinggirkannya tradisi Islam Nusantara yang selama ini dikenal moderat, inklusif, dan kontekstual. Ironisnya, di era digital saat ini, seharusnya justru terjadi dialog intelektual yang memperkaya, bukan menyempitkan khazanah pemahaman Islam yang toleran. Penelitian ini menganalisis secara komparatif perbedaan penafsiran empat mazhab; Syiah, Muktazilah, Asy’ariyah, dan Wahabi, terhadap ayatayat sifat Allah dalam QS. Taha [20]:5, QS. al-Fath [48]:10, dan QS. alRahman [55]:27, serta mengkaji implikasinya terhadap dinamika sosial keagamaan umat Muslim Indonesia. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi pustaka yang menganalisis sumber primer berupa tafsir dan karya teologis masing-masing mazhab serta sumber sekunder berupa literatur akademik terkait. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui dokumentasi, sedangkan analisis data menggunakan teknik analisis isi dengan pendekatan komparatif al-Farmawi dan pendekatan ilmu kalam untuk mengkaji konteks historis dan epistemologis setiap tradisi penafsiran secara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Syiah dan Muktazilah menerapkan takwil simbolis-metaforis secara konsisten untuk menjaga prinsip tanzih, Asy’ariyah mengintegrasikan pendekatan tekstual dan rasional dengan prinsip bi lā kayfa, sedangkan Wahabi mempertahankan interpretasi literal dengan penolakan tegas terhadap antropomorfisme. Keragaman hermeneutik ini sesungguhnya memperkaya khazanah intelektual Islam dan dapat menjadi kekuatan konstruktif jika dikelola melalui dialog inklusif dan literasi hermeneutik yang memadai. Namun tanpa pendekatan integratif, perbedaan tersebut berisiko mengkristal menjadi identitas sektarian yang eksklusif dan mengancam persatuan umat. | en_US |
| dc.language.iso | id | en_US |
| dc.publisher | Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta | en_US |
| dc.subject | Teologi | en_US |
| dc.subject | Syiah | en_US |
| dc.subject | Tafsir | en_US |
| dc.subject | Muktazilah | en_US |
| dc.subject | Asy’ariyah | en_US |
| dc.subject | Wahabi | en_US |
| dc.title | Dialetika Teologi Dalam Tafsir (Analisis Komparatif Penafsiran Ayat-Ayat Sifat Allah dalam Perspektif Mazhab Teologi) | en_US |
| dc.type | Skripsi | en_US |
| Appears in Collections: | Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir | |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| 90-21211665.pdf Restricted Access | 12.98 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy | |
| 90-21211665_Publik.pdf Restricted Access | 3.31 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.