Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4637
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorHana Natasya-
dc.contributor.authorKhonita Maulidiyah, 19211223-
dc.date.accessioned2025-12-04T07:50:45Z-
dc.date.available2025-12-04T07:50:45Z-
dc.date.issued2025-
dc.identifier.urihttps://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4637-
dc.description.abstractPenelitian ini membahas kemandirian perempuan melalui perspektif tafsir Al-Qur‘an yang dikaji dari dua tokoh penting, yaitu Buya Hamka dan Quraish Shihab. Fokus utama penelitian adalah memahami bagaimana tafsirtafsir tersebut menyoroti peran perempuan dalam konteks sosial, moral, dan spiritual, serta relevansinya dengan tantangan perempuan modern. Beberapa ayat Al-Qur‘an yang dianalisis antara lain Surah An-Nisa‘ ayat 32, AtTaubah ayat 71, dan Al-Mumtahanah ayat 12, yang secara khusus menyinggung hak, tanggung jawab, dan interaksi perempuan dalam masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dengan pendekatan kualitatif, mengutamakan interpretasi tekstual dan kontekstual dari kedua mufasir. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan tafsir kontekstual, meminjam teori Abdullah Saeed. Data penelitian diperoleh melalui studi pustaka, dengan sumber utama berupa Tafsir Al-Azhar dan Tafsir Al-Misbah, serta didukung oleh buku, jurnal, dan penelitian terdahulu yang relevan. Analisis dilakukan dengan cara menafsirkan ayat-ayat terkait perempuan, kemudian membandingkan penafsiran Buya Hamka dengan M. Quraish Shihab untuk melihat persamaan, perbedaan, serta konteks yang melatarbelakangi keduanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Al-Qur‘an menyediakan landasan teologis, moral, dan sosial bagi kemandirian perempuan. Tafsir Buya Hamka menekankan pentingnya aspek moral, akhlak, dan kekokohan iman sebagai dasar kemandirian, sementara Quraish Shihab menyoroti relevansi ayat dengan situasi kontemporer, seperti akses pendidikan, partisipasi perempuan di ruang publik, dan kesetaraan gender. Kedua tafsir tersebut menunjukkan bahwa kemandirian perempuan bukan sekadar kemandirian ekonomi, tetapi juga mencakup kemandirian spiritual, sosial, dan intelektual, serta relasi timbal balik antara perempuan dan laki-laki dalam membangun masyarakat yang adil dan harmonis. Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa kemandirian perempuan dipengaruhi oleh ekosistem yang melibatkan pendidikan, dukungan keluarga, lingkungan sosial, kebijakan pemerintah, perkembangan teknologi, dan motivasi internal. Penafsiran ayat-ayat AlQur‘an yang relevan menjadi pedoman bagi perempuan untuk mewujudkan potensi diri tanpa menyimpang dari prinsip-prinsip agama.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherInstitut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakartaen_US
dc.subjectTafsir Al-Qur‟anen_US
dc.subjectKemandirian Perempuanen_US
dc.subjectBuya Hamkaen_US
dc.subjectM. Quraish Shihaben_US
dc.subjectTafsir Tematiken_US
dc.titleKonsep Kemandirian Perempuan dalam Perspektif Al-Quran (Studi Komparatif Tafsir Al-Azhar dan Tafsir Al-Misbah)en_US
dc.typeSkripsien_US
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
119-19211223.pdf
  Restricted Access
1.96 MBAdobe PDFView/Open Request a copy
119-19211223_Publik.pdf
  Restricted Access
1.46 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.