Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4648
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorMutmainah-
dc.contributor.authorAzza Azimah, 21211635-
dc.date.accessioned2025-12-04T08:34:49Z-
dc.date.available2025-12-04T08:34:49Z-
dc.date.issued2025-
dc.identifier.urihttps://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4648-
dc.description.abstractPenelitian berjudul “Ikhtilāṭ Perspektif Wahbah al-Zuḥailī dalamKitab Tafsir al-Munīr (Analisis Kontekstual dan Relevansi Sosial di EraModern)” ini menelaah pandangan Wahbah al-Zuḥailī mengenai ikhtilāṭ sertarelevansinya di era modern. Islam secara normatif mengatur pergaulandengan prinsip menjaga kehormatan dan membatasi interaksi sesuai kebutuhan. Namun, maraknya pergaulan bebas di kalangan generasi mudayang memicu seks pranikah, kekerasan seksual, dan degradasi moral menjadikan kajian konsep ikhtilāṭ menurut Wahbah al-Zuḥailī pentingsebagai pijakan normatif dalam merespons problem sosial kontemporer. Permasalahan utama yang diteliti adalah bagaimana Wahbahal-Zuḥailī menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an terkait ikhtilat, dan bagaimanapandangannya dapat dijadikan pedoman dalam pergaulan laki-laki danperempuan di era modern. Penelitian ini menggunakan metode kualitatifberbasis studi pustaka dengan pendekatan Tafsir tematik (mawḍū‘ī). Sumberutama penelitian adalah Tafsir al-Munīr, sedangkan sumber pendukungnyaberasal dari literatur Tafsir, buku, jurnal, dan penelitian lainnya yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penafsiran Wahbah al-Zuḥailī terhadap ayat-ayat ikhtilāṭ (QS. Yūsuf [12]: 23, QS. al-Qaṣaṣ: 23–25, QS. al-Aḥzāb: 53, dan QS. al-Nūr: 30–31) menekankan adab syariat seperti menundukkan pandangan, menutup aurat, dan menghindari khalwat. Ikhtilāṭ dilarang bila berpotensi menimbulkan fitnah atau tanpa kebutuhanjelas, namun dibolehkan dalam interaksi publik seperti di pasar, masjid, sekolah, atau tempat kerja selama sesuai aturan syariat. Relevansinya di era modernterletak pada kemampuan penafsiran Wahbah al-Zuḥailī menjembatani ajaran syariat dengan realitas sosial. Ikhtilāṭ tidak otomatis diharamkan, tetapi dipertimbangkan dari sisi manfaat dan mudaratnya sehingga tetap menjadi pedoman menjaga adab syariat tanpa menafikan kebutuhan interaksi sosial yang produktif.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherInstitut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakartaen_US
dc.subjectIkhtilaten_US
dc.subjectTafsir Tematiken_US
dc.subjectWahbah al-Zuḥailīen_US
dc.subjectTafsir al-Munīren_US
dc.subjectRelevansi Sosiaen_US
dc.titleIkhtilat Perspektif Al-Quran (Tafsir Al-Munir Karya Wahbah Al-Zuḥaili (W. 1436 H))en_US
dc.typeSkripsien_US
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
130-21211635.pdf
  Restricted Access
15.96 MBAdobe PDFView/Open Request a copy
130-21211635_Publik.pdf
  Restricted Access
1.01 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.