Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/617
Title: Metode Ibn Khuzaymah Dan Ibn Hibban Dalam Menentukan Keshahihan Hadis Studi Komparatif Terhadap Kitab Shahih Ibn Khuzaymah Dan Kitab Shahih Ibn Hibban
Authors: Irmayanti, 213410555
Advisor: Sahabuddin
Asep Saepuddin Jahar
Issue Date: 2015
Publisher: Pascarajana Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta
Abstract: Temuan utama dari tesis ini adalah bahwa Shahîh Ibn Khuzaymah lebih layak untuk ditempatkan pada posisi kitab shahîh setelah kitab Shahîh al-Bukhârî dan Shahîh Muslim dibandingkan dengan kitab Shahîh Ibn Hibbân. Temuan tersebut berdasarkan penelitian yang penulis kaji yang menunjukan bahwa metode yang digunakan Ibn Khuzaymah dalam menentukan keshahîhan hadîs lebih akurat dibandingkan dengan metode keshahîhan menurut Ibn Hibbân. Sebagai contoh konsep al-„adl yang merupakan salah satu metode yang diterapkan Ibn Khuzaymah dan Ibn Hibbân dalam menentukan keshahîhan hadîs, berbeda penerapannya. Menurut Ibn Hibbân seorang râwi yang mempunyai sifat al-„adl adalah mereka yang tidak diketahui al-jarhnya, adapun Ibn Khuzymah berpendapat bahwa seorang râwi yang memiliki sifat al-„adl itu harus jelas diketahui al-jah dan al-ta‟dilnya. Dengan alasan itu pula banyak ulama muta‟akhirîn yang juga mengunggukan kitab Shahîh Ibn Khuzaymah. Meskipun dalam kajian kedua kitab shahîh ini porsi kitab Shahîh Ibn Hibbân lebih banyak memuat hadîs yaitu (sekitar 7491 hadîs, dan terdapat 2647 ziyâdah, dari jumlah tersebut ada sekitar 55,8% adalah shahîh, sekitar 242 dha‟îf. Adapun hadîs yang diriwayatkan dari gurunya yaitu Ibn Khuzaymah hanya 301 hadîs), dibandingkan dengan Shahîh Ibn Khuzaymah yaitu (sekitar 3079 hadîs dari jumlah tersebut terdapat sekitar 1548 ziyâdah, kurang lebih ada 364 hadîs yang berkualitas dha‟if dan sekitar 266 hadîs yang berkualitas hasan), ini artinya penamaan shahîh pada kedua kitab Shahîh Ibn Khuzaymah dan Shahîh Ibn Hibbân berarti shahîh „ala al-Aghlâb. Namun hal tersebut tidaklah mengurangi keunggulan kitab Shahîh Ibn Khuzaymah, hal tersebut dikarenakan kitab shahîh Ibn Khuzaymah yang ditahqîq oleh M.M.’Azamî yang berupa manuskrip hanya seperempat saja yang masih ada adapun tiga perempatnya sudah hilang. Berbeda halnya dengan kitab shahîh Ibn Hibbân yang saat ditahqîq oleh Syu’aib al-Arnauth masih dalam keadaan utuh. Tesis ini sekaligus merevisi tesisnya Rifqi Muhammad Fatkhi yang lebih mengunggulkan Shahîh Ibn Hibbân di bandingkan Shahîh Ibn Khuzaymah. Pada saat yang sama, tesis ini menguatkan tesisnya saudari Saflinda tentang peranan Ibn Khuzaymah dibidang hadîs. Adapun sumber utama tesis ini adalah kitab Shahîh Ibn Khuzaymah yang telah ditahqîq oleh M.M. A’zamî yang terdiri dari 4 jilid dan kitab Shahîh Ibn Hibbân yang telah ditahqîq oleh Syu’aib al-Arnauth yang terdiri dari 10 jilid.
URI: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/617
Appears in Collections:Tesis S2 Ilmu Al Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
213410555-Irmayanti.pdf
  Restricted Access
213410555-Tesis3.88 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.