Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/637
Title: Studi Kritik Hadis Kafa'ah Dalam Sunan Ibnu Majah
Authors: Nur Atiqoh, 10210407
Advisor: Ahmad Fudhaili
Issue Date: 2015
Publisher: Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta
Abstract: sebuah hadis dikatakan sahahih (dalam hal ini sahih Lidzatihi) adalah jika sanadnya muttashil, periwayatnya adil dan dhabit dan sanadnya terhindar dari Syudzudz maupun Illat. Pada masa Rasulullah SAW. kritik atas hadis tidaklah begitu besar. Keberadaan Rasul di tengah-tengah mereka sudah dianggap cukup untuk menjadi narasumber atas persoalan-persoalan agama. Pada masa pemerintahan khulafa ar-rasyidin, kritik hadis mulai mencuat. Terbukti dengan semakin berhati-hatinya para sahabat dalam menerima dan menyampaikan hadis. Hal ini mengindikasikan bahwa para sahabat begitu antusias untuk memelihara sunnah Rasul. Ketika permulaan masa tabi'in, geliat kritiak hadis semakin besar. Hal ini disebabkan munculnya fitnah yang menyebabkan perpecahan internal umat Islam. Kondisi ini diperparah dengan merajalelanya para pemalsu hadis untuk mendukung golongan tertentu. Iklim yang tidak sehat ini menuntut para kritikus hadis agar lebih gencat dalam meneliti keadaan para perawi. Mereka lalu melakukan perjalanan untuk mengumpulkan sejumlah riwayat, menyeleksi dan membandingkannya, hingga akhirnya mampu memberikan penilaian atas setiap hadis. Metode kritik hadis terus berkembang pesat, ditandai dengan lahirnya beberapa karya ulama tentang kritik sanad hadis. Kritikus tersebut ditulis dalam kitab tersendiri dan memuat seluruh riwayat yang dimiliki oleh masing-masing perawi. Hal ini dilakukan agar penilaian atas hadis benar-benar objektif. Selanjutnya penulisan kritik hadis menjadi lebih sistematis dengan dilakukannya penelitian atas sanad secara terpisah dan matan. Hal ini digagas oleh pakar kritik hadis seperti ibn Abi Hatim dalam bukunya al-Jahr wa at-ta'dil yang begitu detil dalam melacak keabsahan hadis dalam aspek matan dan perawinya. Setelah sejumlah peninggalan ulama tersebut ditalaah kembali oleh para ulama mutaakhirin seperti al-Mizzi, ad-Dzahabi, ibnu Hajar dan lainnya, mereka kemudian meletakkan materi-materi kritikan dalam satu buku tersendiri tanpa memuat sanadnya secara lengkap. Kemudian mereka mendiskusikan (munaqashah) komentar-komentar ulama hadis, hingga dapat memberikan penilaian akhir pada sebuah hadis. Dalam hal ini penulis berusaha mengimplementasikan dalam sebuah hadis Nabi SAW yang kaitannya dengan kafa'ah dalam sunan Ibn Majah. Dewasa ini munculnya pemikiran yang berupa mendekonstruksi konsep kafa'ah karena dinilai bias dan sudah tidak memadai untuk kondisi masyarakat saat ini. Kafa'ah mengandung makna seorang calon suami diharapkan sebanding dengan calon istri terutama dalam hal agama, lepas dari faktor kecantikan, kekayaan, status sosial dan lain-lain. Maka di sini Al-Qur'an dan Hadis memberikan solusinya. Bagaimana cara memilih pasangan hidup yang sesuai dengan tutunan Nabi SAW.
URI: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/637
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
10210407.pdf
  Restricted Access
3.92 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.