Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/655
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorAhmad Fudhaili-
dc.contributor.authorAyu Rostiana, 12210465-
dc.date.accessioned2020-06-26T04:55:13Z-
dc.date.available2020-06-26T04:55:13Z-
dc.date.issued2016-
dc.identifier.urihttp://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/655-
dc.description.abstractPenelitian ini dilatar belakangi bhwa Sahabat Nabi sebagai periwayat hadis ditingkat pertama memiliki kedudukan yang sangat penting dan pertama dalam periwayatan hadis. Namun, diantara para sahabat tidak sama kuantitas dalam perolehan dan penguasaan hadisnya. Ada yang memilikinya lebih banyak, tetapi ada yang sedikit sekali. Pada prinsipnya dalam penerimaan hadis tidak ada persyarataan yang ketat siapa saja boleh menerima hadis sekalipun anak kecil yang belum baligh, karena penerimaan hadis sama dengan penerimaan dakwah dan pelajaran keislaman. Akan tetapi dalam penyampaiannya memang memerlukan persyaratan orang-orang tertentu yang dapat membawa amanah hadis yaitu beragama Islam, baligh, adil, dan kuat daya ingatannya (dabht). Kendati demikan bahwa anak-anak yang pada masa Rasulullah SAW. berbeda dari sahabat-sahabat yang lebih senior dan lama kebersamaannya bersama Nabi. Jumhur ulama memperbolehkan anak kecil yang belum mukallaf menerima hadis, asal sudah mumayyiz (kritis dan paham berkomunikasi) sekalipun sebagian ulama ada yang tidak memperbolehkannya. Pendapat jumhur tentunya lebih kuat, karena para sahabat dan tabi‟in menerima periwayatan para sahabat yang masih kecil seperti al-Hasan, al-Husain, Ibnu Abbas dan lain-lain tanpa membedakan antara tahammul sebelum baligh atau sesudahnya. Sehingga disini penulis merasa perlu untuk 19 mengkaji suatu peranan sahabat junior terhadap periwayatan hadis. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan library research (penelitian kepustakaan). Dimana sumber primer dalam penelitian ini ialah kitab Shahih al-Bukhari. Dengan dilengkapi sumber skunder yakni kitab-kitab yang berbahasa Arab mengenai dasar-dasar ilmu hadis (Ulum al-Hadits wa Musthalatuhu), kitab-kitab tarikh (sejarah) para perawi baik dari kalangan sahabat maupun tabi‟in, seperti: al-Ishâbah fi Tamyîz ash-Shahâbah karya Ibnu Hajar al-Asqalani dan Kitab Siyar A‟lâm an-Nubalâ‟ karya Imam adz-Dzahabi, kitab-kitab syarh al-hadis (Penjelasan hadis), seperti: Kitab Fathul Bâri karya Ibnu Hajar al-Asqolani, dan lain-lain, serta Sofware Maktabah Syâmilah dan Sofware Kitab Shahih al-Bukhâri, untuk memudahkan dalam pelacakan hadis secara lebih efisien. Selanjutnya data tersebut dikumpulkan dengan mtode dokumentatif dan dianalisis menggunakan metode content analisys yaitu dengan berupaya untuk menggali dan meneliti sumber-sumber yang ada kaitannya dengan rujukan utama dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini mengemukakan bahwa terdapat 13 perawi shighâr dari kalangan sahabat Nabi yang terdapat dalam kitab Shahih al-Bukhari dan terdapat riwayat-riwayat yang mereka sampaikan hingga adanya suatu peranan saat itu yang langka didapatkan oleh sahabat senior. Dimana riwayat-riwayat yang mereka sampaikan dominan membahas mengenai seputar adab dan hukum.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherInstitut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakartaen_US
dc.subjectPeranan Sahabat Shighâren_US
dc.subjectPeriwayatan Hadisen_US
dc.subjectKitab Shahih al-Bukharien_US
dc.titlePeranan Sahabat Shighâr Dalam Periwayatan Hadis (Kajian Kitab Shahih al-Bukhari)en_US
dc.typeSkripsien_US
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
12210465.pdf
  Restricted Access
4.65 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.