Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/844
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorMuhammad Ulinnuha-
dc.contributor.authorKhairunnisa Huwaida, 16210743-
dc.date.accessioned2020-07-16T05:47:05Z-
dc.date.available2020-07-16T05:47:05Z-
dc.date.issued2020-
dc.identifier.urihttp://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/844-
dc.description.abstractPenelitian ini merupakan kajian atas kitab Tafsîr Al-Furqân karya Ahmad Hassan. Ia dikenal sebagai tokoh mufassir yang lahir pada abad ke- 20 dari daerah Semenanjung Melayu. Pada masa itu muncul istilah tafsir pribumi, penafsiran yang berdasarkan bahasa lokal, budaya lokal setempat. Termasuk penafsiran yang dilakukan oleh Ahmad Hassan. Tafsir pribumi ini merupakan gaya penafsiran yang sering dilakukan mufassir Nusantara untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat Nusantara. Penelitian ini fokus terhadap unsur-unsur lokalitas di dalam Tafsîr Al- Furqân. Sebagai seorang mufassir di Nusantara, Ahmad Hassan menggunakan unsur lokal di dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur‟an dengan upaya memberikan kemudahan kepada pembaca dalam memahami pesan yang terakandung di dalam ayat-ayat Al-Qur‟an. Atas dasar tersebut penelitian ini untuk menjawab rumusan masalah apa saja bentuk-bentuk unsur lokalitas dalam Tafsîr Al-Furqân serta mengapa adanya penggunaan unsur lokal dalam penafsiran Ahmad Hassan. Penelitian ini merupakan kajian kepustakaan (library research) yang menjadikan Tafsîr Al-Furqân sebagai sumber primer. Pendekatan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah pendekatan interpretative yakni dengan menekankan kepada pemberian penjelasan atas penafsiran Ahmad Hassan dan menerima teks penafsiran secara apa adanya dan selanjutnya memberikan keterangan yang dapat memperjelas unsur lokal dalam penafsiran Ahmad Hassan. Sedangkan metode yang di gunakan adalah deskriptif-analisis. Metode tersebut untuk memberikan penjelasan secara mendalam mengenai unsur lokal dalam Tafsîr Al-Furqân, kemudin dianalisa mengenai unsur lokalitasnya. Penelitian ini menggunakan teori Vernakularisasi sebagai landasan kerja yang penulis anggap relevan terhadap penelitian ini. Teori tersebut menyatakan bahwa adanya pembahasalokalan dalam tafsir, yakni proses pengolahan berbagai gagasan di dalam Al-Qur‟an dengan bahasa, budaya, dan tradisi lokal. Berdasarkan teori tersebut di dalam Tafsîr Al-Furqân terdapat tiga bentuk unsur lokal, yaitu (A) lokalitas segi bahasa, (B) lokalitas segi sosial budaya, (C) lokalitas segi penafsiran yang terdiri dari aspek makanan, aspek alam, dan penyebutan nama Kota di Indonesia. Indikasi yang digunakan adalah teori vernakularisasi itu sendiri serta penelitianpenelitian yang hadir mengenai unsur lokalitas dalam tafsir Al-Qur‟an.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherInstitut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakartaen_US
dc.subjectUnsur Lokalitasen_US
dc.subjectTafsîr Al-Furqânen_US
dc.titleUnsur Lokalitas Dalam Tafsîr Al-Furqân Karya Ahmad Hassanen_US
dc.typeSkripsien_US
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
16210743.pdf
  Restricted Access
1.19 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.