Bencana Alam dalam Perspektif Tafsir Al-Quran (Studi Analisis Tafsir Saintifik)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap berbagai peristiwa bencana alam yang telah membinasakan umat-umat terdahulu dengan menganalisis ayat-ayat Al-Qur’an yang terkait kisah-kisah umat terdahulu berdasarkan perspektif tafsir saintifik. Tafsir Saintifik ialah penafsiran yang dimaksudkan oleh para mufassirnya untuk mencari adanya kesesuaian ungkapan-ungkapan dalam ayat-ayat Al-Qur’an terhadap teori-teori ilmiah (penemuan ilmiah). Adapun tema bencana alam adalah salah satu materi sains yang merupakan ilmu penting yang harus dipelajari, karena kehidupan manusia tidak mungkin terlepas dari peristiwa bencana alam. Maka menganalisa hakikat bencana alam dengan pendekatan saintifik merupakan satu kesatuan yang ideal. Penelitian ini berbeda dengan jurnal Ali Maulida yang berjudul Bencana-Bencana Alam pada Umat Terdahulu dan Faktor Penyebabnya dalam Perspektif Al-Qur’an. Jurnal tersebut menganalisis ayat-ayat Al-Qur’an yang terkait kisah-kisah umat terdahulu berdasarkan tafsir Al-Quran secara umum, sedangkan penelitian ini membahas tentang pandangan tafsir saintifik terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang terkait kisah-kisah umat terdahulu terutama mengenai peristiwa bencana alam yang membinasakan mereka, dan dalam pemaparan peristiwa tersebut dilengkapi dengan informasi penemuan ilmiah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah library research, yaitu suatu rangkaian kegiatan yang berkenaan dengan pengumpulan data pustaka, dengan mengumpulkan tema dan penafsiran saintifik terhadap tema tersebut. Penelitian ini menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa kisah Al-Qur‘an tentang peristiwa bencana alam yang membinasakan umat-umat terdahulu merupakan kisah yang berkaitan dengan sejarah, maka umumnya interaksi dialogis antara kisah Al-Quran dan sains dilihat dari kajian arkeologisnya. Adapun temuan arkeologis yang dapat dijadikan sebagai penjelasan kisah-kisah tersebut jumlahnya hanya sedikit, karena tidak semua hal terkait kisah dapat dijelaskan oleh temuan ilmiah. Oleh karena adanya keterbatasan sains dalam mengungkap sejarah maka membuat penjelasan sains terhadap ayat-ayat bencana alam dalam tafsir saintifik tidak banyak.