Aspek Magic dalam Kitab Khazînat al-Asrâr Jazîlat al-Adzkâr karya Muhammad Haqqi An-Nazili (W. 1301 H/1883 M) (Studi Analisis terhadap Surah Al-Fâtihah, Surah Al-Wâqi’ah dan Surah Al-Mulk)

Abstract

Magic dipercaya oleh masyarakat dalam praktik atau ritual yang dilakukan manusia dapat mempengaruhi kekuatan alam dan sesama mereka. Salah satu praktik magic dalam Islam adalah kitab suci. Di masyarakat muslim mereka melazimkan membaca surah-surah tertentu, diantaranya surah Al-Fâtihah, masyarakat muslim mepercayai bahwa surah Al-Fâtihah bisa dijadikan sebagai obat. Selain membaca surah Al-Fâtihah, masyarakat muslim juga sering membaca surah Al-Wâqi’ah dan surah Al-Mulk. Mereka mempercayai bahwa surah Al-Wâqi’ah bisa melancarkan rezeki, dan surah Al-Mulk sebagai pelindung dari siksa kubur. Menariknya fenomena tersebut digagas dan dikembangkan oleh para ulama, dengan melahirkan karya-karya yang membahas seputar khasiat Al-Qur`an, diantaranya kitab Khazînat al-Asrâr Jazîlat al-Adzkâr karya Muhammad Haqqi an-Nazili. Karena itu penulis tertarik ingin mengetahui aspek magic surah Al-Fâtihah, Al-Wâqi’ah dan Al-Mulk dalam kitab tersebut dan Perkembangan Resepsi pembacaan terhadap surah Al-Fâtihah, Al-Wâqi’ah dan Al-Mulk dalam Islam. Adapun Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Reseadrc) yang berbasis Living Qur’an dengan metode penelitian kualitatif. Sementara sumber data primer yang digunakan penulis adalah kitab Khazînat al-Asrâr Jazîlat al-Adzkâr karya Muhammad Haqqi an-Nazili. Sedangkan sumber data sekunder yang digunakan penulis yaitu berupa buku bacaan seperti jurnal, dan karya tulis lainnya yang menudukung penelitian ini. Untuk teknik pngumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dokumentasi. Sedangkan teknis analisa data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teori batas akal James George Frazer (w. 1941). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, Adapun nilai magic surah Al-Fâtihah, Al-Wâqi’ah dan Al-Mulk dalam kitab Khazînat al-Asrâr Jazîlat al-Adzkâr. Surah Al-Fâtihah diyakini sebagai obat, menjadi sarana dikabulkannya do’a, tercapainya hajat dengan cepat, mendapatkan rezeki yang berlimpah, menundukkan hati manusia, mendapatkan kebaikan, menenangkan rohani, mempermudah dalam menghafal, mendamaikan suami istri atau dua orang saudara, serta diberikan kemulian dan kehormatan. Selain itu An-Nazili juga menambahkan wifiq, wifiq tersebut dapat melindungi dari kesengsaraan, ditakuti dan dicintai manusia serta bisa dijadikan obat. Adapun surah Al-Wâqi’ah diyakini bisa memperlancar rezeki dan terpenuhi kebutuhannya. Sedangkan surah Al-Mulk bisa terhindar dari siksa kubur, mengusir kesengsaraan dan memperoleh kehormatan. Kedua, perkembangan resepsi terhadap surah Al-Fâtihah, Al-Wâqi’ah dan Al-Mulk dari masa Rasulullah sampai masa sekarang sangat beragam. Pada masa Rasulullah, masa sahabat dan masa tabi’-tabi’in surah Al-Fâtihah hanya dijadikan sebagai obat. Tetapi masa sekarang selain dijadikan obat, surah Al-Fâtihah juga dijadikan ritual dengan tujuan dilancarkan berbicara depan umum, terhindar dari gangguan setan, menurunkan depresi dan insomania serta dilancarkan acara maupun kegiatan. Adapun surah Al-Wâqi’ah pada masa Rasulullah dan sahabat hanya untuk memperlancar rezeki sedangkan pada masa sekarang, selain untuk memperlancar rezeki surah Al-Wâqi’ah juga dijadikan ritual dengan tujuan sebagai media tahfidz dan tahsin, mengharapkan berkah dari Al-Qur’an. Sedangkan surah Al-Mulk Pada masa Rasulullah dan sahabat hanya dibaca agar terhindar dari siksa kubur. Tetapi pada masa sekarang surah Al-Mulk juga dijadikan ritual agar khusnul khatimah saat meninggal dan sebagai terapi tingkat kecemasan ibu bersalin