Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1403
Title: | Resepsi Ayat-Ayat Mahar dalam Tradisi Uang Panai (Studi Living Qur'an pada Masyarakat Bugis Tanjung Batu Kecamatan Kundur Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau) |
Authors: | Devi Nirmayuni, 219410879 |
Advisor: | Romlah Widayati Edward Maofur |
Issue Date: | 2021 |
Publisher: | Pascarajana Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta |
Abstract: | Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya tradisi pada masyarakat suku Bugis dalam menentukan sebuah mahar yang mempunyai patokan tersendiri. Adapun jumlah mahar yang mencapai puluhan juta, ratusan juta bahkan milyaran rupiah itu dipandang sebagai sesuatu hal yang lumrah bagi masyarakat Bugis. Pada masyarakat Bugis dalam proses menentukan mahar atau Uang Panai tersebut sangatlah dipengaruhi oleh status sosial, tingkat pendidikan, serta faktor kekayaan yang dimiliki. Tradisi ini juga menimbulkan banyak sekali pro-kontra di dalam masyarakat karena tidak jarang banyak keluarga yang merasa terbebani dengan adanya tradisi Uang Panai ini. Penelitian ini merumuskan dua masalah pokok, yaitu: Bagaimana tradisi pemberian mahar atau Uang Panai pada suku Bugis di Tanjung Batu Kecamatan Kundur Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau? Bagaimana resepsi ayat-ayat mahar yang terdapat di dalam Al-Qur’an pada masyarakat suku Bugis di Tanjung Batu Kecamatan Kundur Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau? Penelitian ini bersifat deskriptif analisis yang bersifat kualitatif dengan model Living Qur’an melalui pendekatan fenomenologis. Adapun sumber penulisan pada penelitan ini ada dua. Pertama, berupa data primer yang didapatkan melalui proses wawancara dengan tokoh-tokoh agama Bugis, tokoh-tokoh adat Bugis, dan masyarakat Bugis yang masih memegang erat serta melestarikan tradisi Uang Panai hingga saat ini. Kedua, data sekunder yang bersumber dari buku, jurnal, kitab tafsir, serta literatur yang yang sesuai dengan pembahasan dalam penelitian ini. Adapun hasil penelitian ini adalah bahwasannya pada zaman dahulu Uang Panai diadakan sebagai bentuk keseriusan dari seorang laki-laki yang ingin menikahi perempuan Bugis. Namun, seiring berjalannya waktu Uang Panai lambat laun mengalami perubahan sosial dimana pemaknaan Uang Panai dulu dan sekarang berbeda, sehingga terjadilah proses pergeseran makna budaya Uang Panai di kalangan masyarakat suku Bugis. Pergeseran makna Uang Panai menuai berbagai macam persepsi masyarakat yang terjadi sekarang ini. Sebagaimana yang terjadi pada masyarakat Bugis yang terdapat di Tanjung Batu yang mana dalam praktiknya Uang Panai merupakan sejumlah uang yang diberikan sebagai mahar, selain itu terdapat barang-barang lain seperti beberapa pasang emas, segala perlengkapan yang dibutuhkan untuk kamar calon pengantin, beserta sebidang tanah. Adapun resepsi masyarakat Bugis terhadap ayat- ayat mahar yang terdapat di dalam Al-Qur’an memang masih kurang. Berdasarkan hasil presentasi yang telah peneliti rangkum dapat dilihat bahwasannya responden yang menjawab mengetahui serta memahami ayat-ayat mahar yang terdapat di dalam Al-Qur’an dengan baik hanya berjumlah 24%, sedangkan responden yang menjawab tidak mengetahui sama sekali mengenai ayat-ayat mahar yang terdapat di dalam Al-Qur’an berjumlah 76%. Hal ini disebabkan karena banyaknya masyarakat suku Bugis yang memang belum memahami ayat-ayat tersebut dan tidak adanya pembelajaran mengenai penafsiran terhadap Al-Qur’an khususnya di daerah Tanjung Batu Kecamatan Kundur Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau. |
URI: | http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1403 |
Appears in Collections: | Tesis S2 Ilmu Al Quran dan Tafsir |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
219410879-Devi Nirmayuni.pdf Restricted Access | 219410879-Tesis | 5.04 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.