Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1432
Title: Pemetaan Tafsir di Indonesia (Studi Komparasi Pemikiran Tafsir M. Yunan Yusuf dan Nashruddin Baidan)
Authors: Ujang Saepul Akbar, 219410908
Advisor: Ade Naelul Huda
M. Ziyad Ulhaq
Issue Date: 2021
Publisher: Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta
Abstract: Banyak metode tafsir yang diaplikasikan oleh para pakar dalam menafsirkan al-Qur’an. Secara prosesnya berawal sejak diturunkannya al-Qur’an. Setelah itu Rasulullah menyampaikan, menerangkan ayat-ayat yang tidak dapat dimengerti secara langsung oleh muslimin saat itu. Tetapi, secara pembagian serta pemetaan metode tafsir yang digunakan seseorang mufassir dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an di awali oleh para ulama klasik diantaranya al-Zarkasyi dalam kitab al-Burhân fî ‘Ulûm al-Qur’an, setelah itu diiringi oleh al-Suyûthi dalam al-Itqân yang menyebutkan metode tafsir yaitu bi al-ma’tsûr dan bi al-ra’yu, Shubhi Shâlih (w 1986 M) menurutnya metode tafsir terbagi bi al-ma’tsur, bi al-rayi dan bi al-isyari, Manna’ Khalîl al-Qathân (w 1999 M), ‘Abd al-Hayyi al-Farmawi (w 2017 M) menurutnya terbagi empat yaitu tahlîlî, ijmâlî, muqâran dan maudhû’i, sedangkan Fahd ar-Rûmî dengan istilah Ittijâhât at-Tafsir, Shalah ‘Abd al-Fattâh al-Khâlidî, Islah Gusmian dengan pemetaan arah baru kajian tafsir dan Saat ini 2 Tokoh Nusantara Muhammad Yunan Yusuf dan Nashruddin Baidan keduanya menganjurkan suatu rumusan pemetaan tafsir. Penulis tertarik untuk menganalisis dua tokoh tersebut, untuk menjelaskan pemikirannya dalam memetakan tafsir di Indonesia dan perbedaan struktur pemetaan yang dibangun. Rumusan masalah dalam riset ini adalah bagaimana pemetaan yang diklaim oleh Yunan serta Baidan? Apa perbandingan antara kedua pemetaan tersebut? Pendekatan yang digunakan adalah riset kepustakaan, dengan pendekatan kualitatif yang menghasilkan informasi data deskriptif. Dengan metode tersebut dapat mendeskripsikan pemikiran Yunan dan Nashruddin, setelah itu dianalisis, dilihat persamaan serta perbedaannya. Penemuan yang didapat ialah Pemetaan Yunan serta Nashruddin mempunyai sumber dasar yang sama. Namun dalam struktur pemetaan yang dibentuk terdapat perbedaan, metode penafsiran versi Yunan disebut sebagai bentuk atau jenis tafsir oleh Nashruddin baidan, di sisi yang lain ada kesamaan seperti pedekatan penafsiran Yunan disebut corak oleh Nashruddin. Metode penafsiran versi Yunan bermakna sebagai Mashâdir al-Tafsîr yang disebut oleh Nashruddin dengan istilah “bentuk tafsir”. Sebaliknya, Metode Tafsir versi Nashruddin bermakna Manhaj al-tafsir. Pemetaan Yunan memberikan suatu gambaran kekhasan suatu karya tafsir, dari metode, teknik penyajian serta pendekatannya. Sedangkan pemetaan Nashruddin terhadap kajian tafsir di Indonesia ialah menambah wawasan pengetahuan ilmu tafsir, dengan komponen internal serta komponen ekternalnya mendesak kesadaran para pengkaji tafsir agar tidak hanya terfokus pada objek penafsiran, namun senantiasa tetap mencermati hal-hal yang menjadi tolak ukur kelayakan seseorang dalam menafsirkan al-Qur’an agar penafsirannya tidak keluar dari kebenaran. Hanya saja, istilah-istilah yang digunakan oleh para ulama tafsir dari zaman dahulu hingga kini belum ditemukan titik kesepakatan akan penggunaan istilah-istilah dalam metodologi tafsir. Itu bisa kita lihat dari banyaknya pemetaan tafsir yang berbeda-beda dengan istilah yang berbeda mulai dari az-Zarkasyi, as-Suyuthi, az-Zarqâni, Fahd ar-Rûmi, ‘Ali al-Iyâzi, M. Husain adz-Dzahabi, M. Yunan Yusuf, Nashruddin Baidan, Islah Gusmian dan lainnya.
URI: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1432
Appears in Collections:Tesis S2 Ilmu Al Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
219410908-Ujang Saepul Akbar.pdf
  Restricted Access
219410908-Tesis2.6 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.