Munafik Dalam Tafsir Al-Qur’an Al-Karîm (Studi Kajian Surah Al-Baqarah Ayat 8-20)

Abstract

Latar belakang penulisan ini, munafik adalah salah satu akhlak yang tercela yang dapat merusak akidah Islam. Kemunafikan tidaklah hanya kepada persoalan kebohongan keimanan seseorang kepada Allah dan Rasul-Nya, tetapi kemunafikan juga meliputi persoalan amal dan perbuatan manusia terhadap sesamanya. Perbuatan munafik mendapat perhatian khusus dalam Al-Qur‟an. Al-Qur‟an menjelaskan secara mendetail dalam berbagai surah dan ayat tentang orang-orang munafik. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti munafik dalam tafsir Al-Qur‟an Al-Karîm. Adapun alasan memilih tafsir Al-Qur‟an Al-Karîm adalah karena penafsiran tafsir ini menggunakan corak adabul ijtima‟i (sosial kemasyarakatan) karena sifat munafik berpengaruh terhadap kehidupan sosial. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penafsiran munafik dalam surah Al-Baqarah ayat 8-20 dalam tafsir Al-Qur‟an Al-Karîm dan bagaimana relevansinya penafsiran tafsir Al-Qur‟an Al-Karîm dengan kondisi kekinian. Penulisan ini adalah penulisan kualitatif melalui pengumpulan data, penulis menggumpulkan data secara dokumentatif dari berbagai sumber di beberapa perpustakaan serta mencari informasi terkait dari berbagai artikel di internet. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan Adapun hasil dari penulisan ini: a) munafik ialah orang yang melakukan perbuatan yang lahir dan batinnya tidak sama. Secara lahiriah beragama Islam namun jiwanya dan batinnya tidak beriman, mereka melakukan itu untuk keselamatan diri dan harta mereka, serta agar mereka bisa mengetahui rahasia Islam dan berniat untuk memecah belah atau merobohkan Islam. b) melihat dari penjelasan orang munafik pada zaman Rasulullah yang telah dijelaskan dalam tafsir Al-Qur‟an Al-Karîm, penulis menganalisis bahwa sifat-sifat tersebut juga ada pada zaman sekarang, untuk itu perlu adanya kesadaran dan intropeksi bagi umat Islam dalam melakukan suatu perbuatan agar terhindar dari sifat-sifat munafik dalam diri, karena kemunafikan mempunyai dampak yang buruk dalam aspek duniawi maupun ukhrawi.