Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1507
Title: “Konsep Dhahika dan Bakâ dalam Al-Qur’an (Kajian Semantik Toshihiko Izutsu)
Authors: Julian Dewi Sholihah, 17210851
Advisor: Ali Mursyid
Issue Date: 2021
Publisher: Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta
Abstract: Setiap kata dalam Al-Qur’an memiliki keistimewaan salah satunya ialah kata dhahika dan bakâ, yang berarti tertawa dan menangis. Kata dhahika disebutkan 10 kali di dalam Al-Qur’an dan kata bakâ disebutkan 7 kali dengan maksud dan makna yang beragam. Terlebih di dalam Al-Qur’an kedua kata tersebut di beberapa ayat disebutkan berdampingan dalam satu ayat. Seperti satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan, seperti ada maksud tertentu yang ingin disampaikan dalam Al-Qur’an mengenai kedua kata ini. Karena hal itulah, penulis tertarik meneliti makna kata dhahika dan bakâ dalam Al-Qur’an. Dalam skripsi ini, penulis bertujuan untuk mengungkap makna dan konsep kata dhahika dan bakâ yang terkandung dalam Al-Qur’an dengan jenis penelitian kualitatif. Di mana pengumpulan data yang digunakan adalah library research yang kemudian dianalisis secara deskriptif menggunakan analisis semantik yang dikembangkan oleh Toshihiko Izutsu. Semantik Al-Qur’an menurut Toshihiko Izutsu adalah berusaha menyingkap pandangan dunia Al-Qur’an melalui istilah kata kunci Al-Qur’an. Maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah menggali makna dasar dan makna relasional kata dhahika dan bakâ, kemudian menjelaskan penggunaan kata dhahika dan bakâ ditinjau dari sisi sinkronik dan diakronik dengan melihat periode pra- Qur’anik, Qur’anik dan pasca Qur’anik. Terakhir menganalisis weltanschauung kata dhahika dan bakâ. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa kata dhahika memiliki makna dasar keterbukaan dan kelapangan hati, yang berelasi dengan beberapa kata yang lain, seperti: basyara, asfara, sikhriyyan, ghamaz dan fakiha. Selanjutnya, terdapat kata-kata yang memiliki kemiripan makna dengan dhahika yaitu tabassam dan laghw. Adapun kata bakâ memiliki makna dasar derai air mata yang keluar, yang berelasi dengan kata kadziba dan kharr serta memiliki kemiripan makna dengan kata dam’. Melalui penelusuran makna historis kata dhahika dan bakâ mengalami diakronik setelah masa pra-Qur’anik, yang menunjukkan makna tertawa dan menangis hanya sebagai ekspresi emosi tanpa nilai religius. Sedangkan di masa Qur’anik, kata ini dikonsepsikan sebagai fitrah alami manusia yang diciptakan Allah yang dibatasi dengan tertawa sedikit dan menangis banyak. Selanjutnya pada masa pasca Qur’anik memiliki perkembangan makna yaitu tertawa sedikit dan menangis banyak itu manifestasi dari taubat sebagai maqamat pertama amaliah tasawuf. Kemudian terakhir weltanschauung Al-Qur’an kata dhahika dan bakâ yaitu ekspresi emosi manusia yang merupakan perbuatan fitrah alami manusia yang dibatasi dengan niat mulia, caranya yang baik (tertawa sedikit dan menangis banyak), dan tujuannya sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt
URI: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1507
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
17210851.pdf
  Restricted Access
1.23 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.