Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1699
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.advisor | Said Agil Husain Al-Munawwar | - |
dc.contributor.advisor | Syarif Hidayatullah | - |
dc.contributor.author | Abdul Kholiq, 217420278 | - |
dc.date.accessioned | 2022-05-09T04:28:57Z | - |
dc.date.available | 2022-05-09T04:28:57Z | - |
dc.date.issued | 2021 | - |
dc.identifier.uri | http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1699 | - |
dc.description.abstract | Penelitian ini dilatarbelakangi adanya pemikiran Mahmoud Mohamed Taha yang mengartikan naskh dengan penundaan atau penangguhan pemberlakuan suatu ketentuan pada periode Makkah dan menggantinya untuk sementara waktu dengan ketentuan pada periode Madinah. Taha menganggap bahwa ketentuan pada periode Madinah bersifat tentatif dan transisional, dan pada saat yang memungkinkan, ketentuan pada periode Makkah akan diberlakukan dan menggantikan ketentuan pada periode Madinah. Tujuan penelitian ini adalah mengelaborasi konsep naskh menurut Taha dan konsep naskh menurut pendapat mayoritas ulama, yaitu penghapusan atau penggantian terhadap ketentuan lama oleh ketentuan yang datang kemudian, serta membuktikan adanya korelasi yang sangat erat antara konsep makkî-madanî dengan konsep naskh, juga menganalisa dan menilai kelayakan konsep naskh Taha untuk diimplementasikan sebagai sebuah konsep dalam metodologi Hukum Islam ketika berkaitan dengan larangan praktik riba. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berupa studi sejarah pemikiran melalui literatur kepustakaan, dengan menelaah konsep naskh Mahmoud Mohamed Taha dalam bukunya “The Second Message of Islam” sebagai sumber primer, lalu membandingkannya dengan literatur tentang konsep naskh yang sudah disepakati para ulama berikut konsep makkî madanî sebagai konsep pendukungnya dan juga literatur tentang riba, baik mengenai sumber ayat-ayatnya maupun pengertian dan implementasinya, dari yang klasik hingga kontemporer. Kesimpulannya, konsep naskh Taha ini tidak dapat diimplementasikan sebagai sebuah teori dalam metodologi hukum Islam dalam kaitannya dengan larangan praktik riba karena bertentangan dengan konsep naskh yang sudah disepakati para ulama, di mana tidak satu pun naskh diartikan dengan penangguhan. Konsep Taha juga mengabaikan peran makki-madani sehingga menjadi ambigu dan parsial ketika dihadapkan pada kasus larangan praktek riba yang mendasarkan pada ayat-ayat madaniyyah, bahkan dapat mempunyai konsekuensi penghalalan riba. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Program Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta | en_US |
dc.subject | Naskh | en_US |
dc.subject | Riba | en_US |
dc.subject | Mahmoud Mohamed Taha | en_US |
dc.subject | Ekonomi Syariah | en_US |
dc.title | Konsep Naskh Mahmoud Mohamed Taha Terkait Larangan Praktik Riba dalam Ekonomi Syariah | en_US |
dc.type | Tesis | en_US |
Appears in Collections: | Tesis S2 Hukum Ekonomi Syariah |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
217420278-Abdul Kholiq.pdf Restricted Access | 217420278-Tesis | 5.25 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.