Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1869
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorAhmad Hawasi-
dc.contributor.authorHasna Maulida, 18210982-
dc.date.accessioned2022-09-27T05:26:26Z-
dc.date.available2022-09-27T05:26:26Z-
dc.date.issued2022-
dc.identifier.urihttp://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1869-
dc.description.abstractAl-Qur’an merupakan pedoman bagi umat manusia guna sebagai petunjuk dan rahmat bagi alam semesta. Bukan hanya itu Al-Qur’an juga berfungsi sebagai obat (syifā’). sebagaimana kesehatan merupakan faktor terpenting dalam kehidupan manusia, dengan adanya kondisi kesehatan yang baik manusia dapat melakukan berbagai macam aktivitas. Baik menyangkut manusia ataupun dengan penciptanya (Allah). Penelitian ini terinspirasi karena adanya pandemi atau wabah penyakit yang merebah diseluruh dunia, yaitu covid-19. Sehingga tujuan penulisan ini ialah untuk mengetahui bagaimana Al-Qur’an mengenalkan dirinya sebagai syifā’ dan perannya memberikan solusi terhadap masalah yang tengah dihadapi manusia. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pustaka (library research), dengan metode penelitian deskriptif-analisis. Kemudian menyajikan penelitian tentang konsep syifā’ menurut tafsir al-Munīr dan al-Misbāh. Dan mengomparasikan beberapa ayat Al-Qur’an yang didalamnya membahas tentang syifā’ dengan mengambil sudut pandang penafsiran menurut Wahbah Az-Zuhiali dan M. Quraish Shihab. Setelah diketahui maknanya, sebagai landasan analisis memahami ayat-ayat syifā’ penulis menggunakan teori kontekstualisasi Abdullah Saeed untuk memahami ayat-ayat syifā’dengan berpegang pada pemahaman asbabun nuzul turunnya sebuah ayat. Adapun alasan pengambilan kitab tafsir al-Munīr dan al-Misbāh yaitu keduanya merupakan kitab tafsir yang sam-sama menggunakan corak budaya dan masyarakat (adabi ijtima’i) selain itu, kedua tafsir ini berbahasa Indonesia sehingga memudahkan penulis untuk menelaah lebih dalam mengenai makna syifā’ pada Al-Qur’an. Hasil penelitian menyimpulkan, dimana dalam tafsir al-Munīr dan al-Misbāh tidak banyak bertentangan ketika menafsirkan ayat syifā’dalam Al-Qur’an. Keduanya memiliki kesamaan dari segi makna yaitu dimana syifā’ diklasifisikan menjadi tiga unsur utama, pertama syifā’ berkaitan dengan keimanan seseorang terhadap Allah swt, kedua, syifā’berkaitan dengan penyembuhan penyakit rohani dan jasmani. Ketiga, syifā’berkaitan dengan minuman sejenis madu. Perbedaan dari keduanya terdapat pada redaksi kalimat penafsirannya dan perbedaan hikmah yang dapat diambil. Di tengah situasi pandemi saat ini, Al-Qur’an dapat berfungsi sebagai obat (syifā’’). Dimana ketakutan dan kekhawatiran yang berlebih akan memperentan manusia terapapar virus dan penyakit. Dimana Al-Qur’an hadir sebagai pemasok sistem imun guna mengantar manusia pada keadaan sehat baik jiwa ataupun raganya.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherInstitut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakartaen_US
dc.subjectSyifâ’en_US
dc.subjectPandemien_US
dc.subjectTafsir Al-Misbāhen_US
dc.subjectTafsir Al-Munīren_US
dc.titleMAKNA SYIFĀ’ DALAM AL-QUR’AN DI MASA PANDEMI (Studi Komparatif Kitab Tafsir Al-Munīr Karya Wahbah Az-Zuhaili (w. 2015 M) dan Tafsir Al-Misbāh Karya M. Quraish Shihab)en_US
dc.typeSkripsien_US
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
18210982.pdf
  Restricted Access
2.11 MBAdobe PDFView/Open Request a copy
18210982_Publik.pdf
  Restricted Access
1.41 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.