Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1870
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorMuhammad Ulinnuha-
dc.contributor.authorLailatusyifa Ramadhani Radhiah, 18210995-
dc.date.accessioned2022-09-27T05:30:28Z-
dc.date.available2022-09-27T05:30:28Z-
dc.date.issued2022-
dc.identifier.urihttp://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1870-
dc.description.abstractMusyawarah dan Pemilu merupakan pranata sosial di bidang politik yang sudah membumi di Indonesia. Terbukanya kebebasan memilih bagi seluruh rakyat Indonesia, yang setiap individunya berasal dari latar belakang pendidikan berbeda dikhawatirkan dapat menghasilkan pemimpin yang belum berkapasitas. Esensi musyawarah dalam pemilihan umum dinilai telah bergeser, sebab Pemilu tidak secara langsung melibatkan orang-orang mahir di bidangnya untuk memilih dan menentukan pemimpin negara. Melalui penelitian ini, penulis berusaha mereinterpretasikan konsep musyawarah dalam Al-Qur’an dan menganalisa sejauh mana kesesuaian konsep musyawarah yang telah direinterpetasikan dengan pelaksanaan Pemilu di Indonesia. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Ranny Apriani (2018) dan Zamaksyari Abdul Majid (2020) yang membahas mengenai musyawarah dan kaitannya dengan demokrasi. Sementara penelitian ini berbeda dengan penelitian Ahmad Agis Mubarok (2019), Ja’far Muttaqin dan Aang Apriadi (2020), dan Antia Juliyanti (2020), sebab ketiganya tidak secara khusus membahas tentang kaitan ayat-ayat syūrā dengan demokrasi dan pemerintahan melainkan hanya mengkaji ayat syūrā perspektif para mufasir saja. Penelitian ini bersifat kualitatif berbasis kepustakaan (library research). Sumber data primer pada penelitian ini adalah buku Pendekatan Ma’nā-Cum-Maghzā Atas Al-Qur’an dan Hadis karya Sahiron Syamsuddin, kitab-kitab tafsir klasik hingga kontemporer, kamus Lisān al-'Arab karya Ibn Manẓūr dan al-Mufradāt fī Gharīb al-Qur'ān karya al-Rāghib al-Ashfahānī, serta ayat-ayat syūrā. Penelitian ini menggunakan metode analisa deskriptif (descriptive-analysis) melalui pendekatan ma’nā-cum-maghzā. Syūrā merupakan proses pengambilan keputusan bersama untuk mencapai mufakat yang paling mendekati kebaikan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Pemilu di Indonesia sudah sejalan dengan konsep syūrā dalam Al-Qur’an meski belum sempurna. Dengan dilaksanakannya Pemilu, negara sudah bersikap demokratif dan jauh dari otoritas pemimpin. Hal ini berdasarkan temuan pada riset penulis, bahwa dalam hal pencalonan capres cawapres, kampanye, debat presiden, pencoblosan, hingga rekapitulasi suara sudah sejalan dengan konsep syūrā dalam Al-Qur’anen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherInstitut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakartaen_US
dc.subjectPemiluen_US
dc.subjectmusyawarah,en_US
dc.subjectma’nā-cum-maghzāen_US
dc.titleKONSEP SYŪRĀ DALAM PEMILIHAN UMUM (Kajian Aplikatif Ma‘nā-Cum-Maghzā)en_US
dc.typeSkripsien_US
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
18210995.pdf
  Restricted Access
2.33 MBAdobe PDFView/Open Request a copy
18210995_Publik.pdf
  Restricted Access
1.99 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.