Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1875
Title: RELASI ULUMUL QUR’AN DAN HERMENEUTIKA (Studi Komparatif Pandangan Sahiron Syamsuddin dengan M. Quraish Shihab)
Authors: Rimah, 18211060
Advisor: Muhammad Ulinnuha
Issue Date: 2022
Publisher: Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta
Abstract: Hermeneutika adalah seni/tehnik menetapkan makna yang diprakarsai sebagai alternative metode penafsiran al-Qur’an yang telah ditawarkan oleh Ilmuwan Barat dan Ilmuwan Muslim Moderat dan juga Liberal. Dalam penggunaannya, hermeneutika termasuk metode baru yang digunakan sebagai penafsiran al-Qur’an yang belum pernah digunakan oleh mufassir sebelumnya. Dengan demikian, hal ini menjadi banyak perdebatan dalam kalangan Islam dikarenakan hermeneutika ini berbeda dengan ulumul Qur’an atau ilmu tafsir yang merupakan ilmu yang sudah disepakati dalam metode memahami dan menafsirkan al-Qur’an. Dengan banyaknya kekeliruan dalam menetapkan hermeneutika sebagai metode penafsiran al-Qur’an, kini banyak perdebatan dikalangan ulama maupun mahasiswa yang akhirnya terpecah menjadi 3 golongan, yaitu golongan yang menerima, menolak dan menerima sebagian teori hermeneutika ini. Dengan demikian, penulis berharap dalam reset ini akan memberikan jalan untuk dalam menanggapi persoalan teori hermeneutika yang dijadikan sebagai metode penafsiran al-Qur’an. Penelitian ini sejalan dengan penelittian yang dilakukan oleh Ahmad Choiruddin (2020), Ari Fathi Rosadi (2019), Muhammad Zamri (2017), Ratna Indriati (2011), karena dari keempat itu sama-sama meneliti tentang hermeneutika. Hanya saja mereka lebih fokus pada teori hermeneutika yang digunakan, tidak ada kaitannya dengan penggunaan hermeneutika yang diperbandingkan dengan ulumul Qur’an. Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif, dengan teknik analisa deskriptif-komparatif, dengan sumber primer yang digunakan yaitu buku karya Sahiron Syamsuddin “Hermeneutika dan Pengembangan Ulumul Qur’an” (Yogyakarta: Pesantren Nawesea Pres 2017) dan buku karya M. Quraish Shihab “Kaidah Tafsir: Syarat, Ketentuan, dan Aturan yang Patut Anda Ketahui dalam Memahami Ayat-Ayat al-Qur’an”, (Tangerang: Lentera Hati 2013). Data dibaca secara deskriptif-komparatif dengan pendekatan filosofis teori filsafat ilmu. Penelitian ini menunjukkan bahwa hermeneutika merupakan metode untuk menafsirkan al-Qur’an, sama halnya dengan ulumul Qur’an. Akan tetapi terdapat perbedaan, baik dari segi munculnya, sejarahnya maupun ruang lingkupnya. Untuk itu, tidak semua teori hermeneutika itu bersifat negatif dan ditolak secara mutlak. Akan tetapi ada sebagian teori yang bisa dijadikan sebagai penafsiran al-Qur’an. Bahkan bisa digunakan dalam pengembangan ulumul Qur’an selama teori hermeneutika tersebut tidak merusak hakikat al-Qur’an sebagai wahyu Allah, dan harus adanya kehati-hatian dalam menggunakan agar tidak terjadi kesalahpamahan dalam pemaknaan al-Qur’an.
URI: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1875
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
18211060.pdf
  Restricted Access
1.7 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.