Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1877
Title: | FIT{RAH PERSPEKTIF AL-QUR’AN (Studi Komparatif Kitab Tafsi>r Jami’ al-Baya>n fî Ta’wi>l Al-Qur’an karya at}-T{abari (w. 310 H), Tafsi>r al-Jami> li Ahka>m Al-Qur’an karya al-Qurt}ubi (w. 671 H), dan Tafsi>r Al-Misba>h karya M. Quraish Shihab). |
Authors: | Sri Maulidia, 18211097 |
Advisor: | Romlah Widayati |
Issue Date: | 2022 |
Publisher: | Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta |
Abstract: | Manusia dan segala kompleksitasnya tidak akan pernah habis untuk dikaji dan dibicarakan. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna, karena telah Allah SWT bekali dengan berbagai kemampuan dasar yang memiliki kecenderungan untuk berkembang. Dalam pandangan Islam, pada dasarnya manusia itu dilahirkan dalam keadaan suci. Kesucian manusia itu dikenal dengan istilah fit}rah. Di dalam Al-Quran dan hadist, terdapat perspektif tentang fit}rah manusia. Fit}rah dalam Al-Qur’an menjadi pembahasan di kalangan ulama’ khususnya ulama tafsir. Dalam rangka menela’ah bagaimana hakikat fit}rah sebenarnya, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Fit}rah Perspektif Al-Qur’an (Studi Komparatif Kitab Tafsi>r Jami’ al-Baya>n fî Ta’wi>l Al-Qur’an karya at}-T{abari (w. 310 H), Tafsi>r al-Jami> li Ahka>m Al-Qur’an karya al-Qurt}ubi (w. 671 H), dan Tafsi>r Al-Misba>h karya M. Quraish Shihab). Agar dapat menjawab atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul; Bagaimanakah makna fit}rah menurut para mufassir dan bagaimanakan perbandingan makna fit}rah di dalam Al-Qur’an menurut pandangan para mufassir. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, dengan jenis penelitian kepustakaan (library reseach) menggunakan metode penelitian deskriptif-analitis. Metode yang digunakan ialah metode maudhu>’i Abd al-Hayy al-Farmawi dengan pendekatan komparatif. Adapun persamaan makna fit}rah di antara ketiga muffasir ialah mereka meyakini bahwa fit}rah itu telah dianugerahkan oleh Allah SWT dan saat manusia lahir kedunia ini telah membawa fit}rah itu. Fit}rah tersebut dapat menjadikan manusia baik atau buruk. Fit}rah manusia ini akan terus mengalami perkembangan seiring dengan berkembangnya akal manusia. Pada akhirnya ia akan mengakui bahwa Tuhan itu ada dan ia akan kembali kepada-Nya. Adapun perbedaan makna fit}rah di antara ketiga mufassir tersebut ialah at}-T{abari mengatakan fit}rah yang dibawa oleh manusia itu adalah agama Islam. Sedangkan al-Qurt}ubi mengungkapkan pendapat dari Syaikh Abul Abbas dan Ibnu At}iyyah fit}rah manusia ialah ia akan cenderung kepada kebenaran. M.Quraish Shihab mengutip pendapat Thahir Ibn ‘Asyur mengatakan bahwa fit}rah ialah segala unsur-unsur dan sistem yang Allah SWT anugerahkan kepada manusia dan menjadikannya berpotensi melalui fit}rah itu. Dari gambaran informasi tersebut, dapat dipahami bahwa pandangan at}-T{abari, al-Qurt}ubi, dan M. Quraish Shihab di dalam tafsirnya yang mengatakan bahwa fit}rah manusia itu telah dianugerahkan oleh Allah SWT dan saat manusia lahir kedunia ini telah membawa fit}rah yang akan menjadikan manusia baik atau buruk, dapat dikatakan masih sangat relevan dengan perilaku umat manusia saat ini. Dapat kita lihat pada saat ini, segencar apapun sekularisme dan modernitas yang mengancam eksistensi institusi-institusi keagamaan, ternyata tidak benar-benar berhasil membumihanguskan instink beragama manusia, karena kecenderungan religius adalah kecenderungan alami dan suci yang ada pada diri manusia. Ia menyatu pada sifat dasar manusia yakni pada fit}rah-nya. |
URI: | http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1877 |
Appears in Collections: | Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
18211097.pdf Restricted Access | 2.41 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy | |
18210997_Publik.pdf Restricted Access | 2.19 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.