Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1952
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorMamluatun Nafisah-
dc.contributor.authorMaulina Rahmayani, 18211009-
dc.date.accessioned2022-10-07T06:34:33Z-
dc.date.available2022-10-07T06:34:33Z-
dc.date.issued2022-
dc.identifier.urihttp://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1952-
dc.description.abstractPenelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya aksi membanggakan diri yang dilakukan oleh beberapa pihak di media sosial. Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman agar senantiasa dapat lebih bijak dalam menyikapi fenomena yang banyak terjadi di sosial media dan tidak berlebihan dalam membanggakan diri. Selain itu, penulis ingin mengkaji bagaimana penafsiran Bisri Musthofa dalam kitab tafsir Al- Ibr z̅ li Ma‟rifah Tafs r̅ Al-Qur‟ ̅n Al-Az z̅ dan Misbah Zainal Musthofa dalam kitab tafsir Al-Ikl l̅ f ̅ Ma‟an ̅ Al-Tanz l̅ terhadap ayat-ayat tentang fakhur (membanggakan diri). Adapun jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan library research (kajian pustaka) melalui sumber primer kitab tafsir Al-Ibr z̅ li Ma‟rifah Tafs r̅ Al-Qur‟ ̅n Al-Az z̅ karya Bisri Musthofa (w. 1977 M) dan kitab tafsir Al-Ikl l̅ f ̅ Ma‟an ̅ Al-Tanz l̅ Karya Misbah Zainal Musthofa (w. 1994 M). Sementara sumber sekunder nya berupa buku buku, artikel, jurnal, skripsi, tesis dan disertasi yang berkaitan dengan membanggakan diri. Untuk tekniknya penulis menggunakan dokumentatif. Sedangkan dalam menganalisa tafsir ayat penulis meminjam metode muqarran (komparatif) yang digagas oleh Abdul Mustaqim. Adapun hasil penelitian ini terbagi menjadi tiga, yaitu: Pertama, aspek penafsiran makna membanggakan diri (fakh ̅r) yang terkandung dalam QS. An-Nis ̅‟ [4]:36, QS. H ̅d [11]:10, QS. Luqm ̅n [31]:18, QS. Al-Had d̅ [57]:20, dan QS. Al-Had d̅ [57]:23, merupakan membanggakan diri yang berorientasi pada bentuk objek membanggakan diri yang berkaitan dengan harta kekayaan duniawi. Kedua, menjelaskan aspek perbandingan penafsiran Bisri Musthofa dan Misbah Zainal Musthofa. Aspek persamaan adalah samasama memaknai kata fakh ̅r dengan makna membangakan diri yang berkaitan harta kekayaan duniawi. Adapun perbedaan yang menonjol adalah Bisri Musthofa memaknai kata fakh ̅r yakni “kang guk-gukan” sedangkan Misbah Zainal Musthofa memaknai kata fakh ̅r yakni “agul-agulan”. Ketiga, menjelaskan relevansi membanggakan diri berdasarkan penafsiran Bisri Musthofa dan Misbah Zainal Musthofa pada era digital saat ini yakni menunjukkan bahwa banyak dari beberapa pihak saat ini yang ingin menjadi terkenal, memiliki banyak harta dan berlomba-lomba dalam membanggakan diri masing-masing atas apa yang dimilikinya kepada orang lain. Namun tidak sedikit dari mereka memperdulikan bagaimana cara menjadi kaya dan terkenal dengan baik dan benar. Mereka hanya terfokus pada hasil yang diperoleh sehingga mengakibatkan peristiwa-peristiwa serta tindakantindakan yang tidak dibenarkan dalam ajaran Al-Qur‟an.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherInstitut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakartaen_US
dc.subjectMembanggakan dirien_US
dc.subject(fakh ̅r)en_US
dc.subjectrelevansi membanggakan diri pada era digital saat inien_US
dc.titlePandangan Mufasir Jawa Terhadap Kata Fakh ̅r (Studi Analisis Tafsir Al-Ibr ̅z li Ma’rifah Tafs ̅r Al-Qur’ ̅n Al- Az ̅z karya Bisri Musthofa (w. 1977 M) dan Tafsir Al-Ikl ̅l f ̅ Ma’an ̅ Al- Tanz ̅l karya Misbah Zainal Musthofa (w. 1994 M))en_US
dc.typeSkripsien_US
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
18211009_Publik.pdf1.58 MBAdobe PDFView/Open
18211009.pdf
  Restricted Access
2 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.