Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1955
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSamsul Ariyadi-
dc.contributor.authorNida Nurul Izzati, 18211028-
dc.date.accessioned2022-10-07T06:43:42Z-
dc.date.available2022-10-07T06:43:42Z-
dc.date.issued2022-
dc.identifier.urihttp://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1955-
dc.description.abstractSyirik merupakan penyimpangan tauhid dan virus teologi yang paling berbahaya. Syirik dinisbatkan kepada dosa yang paling buruk dan tidak akan Allah ampuni meskipun pelakunya telah menghadap-Nya. Bahkan Al-Qur‘an sendiri telah mengabarkan bagaimana buruknya perilaku syirik dan ancaman-anacaman bagi pelakunya. Al-Qur‘an juga menerangkan bahwa syirik adalah kesesatan yang nyata dan amat jauh dari rahmat Allah. Penelitian ini mengkaji pandangan Abdullah Saeed terkait syirik dengan menggunakan teori kontekstual. Khususnya dalam penelitian ini memfokuskan pada QS. An-Nisā ayat 116-117 untuk melihat fenomena yang terjadi pada zaman dahulu dan saat ini. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research) dan menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini disajikan dengan teknis analisis dekskriptif, yaitu berusaha menjelaskan pandangan Abdullah Saeed terkait ayat syirik dengan menggunakan teori kontekstual, dengan merujuk pada buku-buku karya Abdullah Saeed dan terjemahannya sebagai data primer dan buku-buku, jurnal, kitab tafsir yang berkaitan sebagai data sekunder. Adapun hasil penelitian yang didapat oleh penulis melalui pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini, bahwa penafsiran klasik kurang memadai untuk menjawab problem-problem kemasyarakatan pada masa kini. Beranjak atas penafsiran tersebut dengan menggunakan teori kontekstual Abdullah Saeed, maka didapat atas QS. An-Nisā ayat 116-117 menunjukkan bahwa syirik pada zaman modern tidak lagi ditandai dengan penyembahan berhala secara fisik. Terdapat berbagai macam yang bisa mengantarkan kepada kesyirikan yakni mengagung-agungkan kekuasaan, mencari harta benda atau materi tanpa tujuan dengan cara yang di halalkan agama. Namun dalam hal ini karena perbedaan zaman, menghakimi seseorang syirik tanpa dasar ilmu yang cukup tidak diperbolehkan. Maka dapat disimpulkan bahwa kontekstualisasi QS. An-Nisā ayat 116-117 bisa dijadikan sebagai sarana untuk lebih memahami fenomena syirik yang ada saat ini.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherInstitut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakartaen_US
dc.subjectSyiriken_US
dc.subjectKontekstualen_US
dc.subjectAbdullah Saeeden_US
dc.titleKONTEKSTUALISASI PENAFSIRAN AYAT SYIRIK (Aplikasi Teori Konstekstual Abdullah Saeed (L. 1964)en_US
dc.typeSkripsien_US
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
18211028.pdf
  Restricted Access
2.11 MBAdobe PDFView/Open Request a copy
18211028_Publik.pdf
  Restricted Access
1.71 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.