Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1976
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorIffaty Zamimah-
dc.contributor.authorRizky Aulia Isyatami Hidayat, 10211066-
dc.date.accessioned2022-10-11T05:42:56Z-
dc.date.available2022-10-11T05:42:56Z-
dc.date.issued2022-
dc.identifier.urihttp://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1976-
dc.description.abstractTulisan ini mengkaji persoalan relasi laki-laki dan perempuan di ruang publik. Hadirnya ragam penafsiran yang menomorduakan kemakhlukan perempuan, melahirkan berbagai persepsi negatif hadir dari diri perempuan. Padahal laki-laki dan perempuan sama-sama manusia utuh yang diberikan mandat sebagai khalīfah fī al-arḍ. Melalui penafsiran-penafsiran tersebut, memicu pemaknaan teks-teks sumber keislaman yang bersifat maskulinitas, membentuk superioritas laki-laki di atas perempuan, meredam kemampuan serta potensi yang ada dalam diri perempuan. Padahal sejak masa Rasulullah SAW, banyak kontribusi dari perempuan dalam ruang publik, baik lingkup ibadah ritual, pengetahuan, pendidikan, kerja-kerja ekonomi, maupun sosial serta budaya lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap pembacaan mubādalah terhadap relasi laki-laki dan perempuan di ruang publik serta mengkontekstualisasikan di era kekinian. Dalam penelitian ini, penulis menganalisa Qira’āh Mubādalah tentang relasi laki-laki dan perempuan di ruang publik dengan pendekatan double movement. Persamaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah tema yang diangkat mengenai kesetaraan gender. Adapun perbedaannya yaitu melihat relasi laki-laki dan perempuan di ruang publik dalam kacamata mubādalah. Pada tulisan ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan kajian library research, yaitu meninjau beberapa literatur yang relevan dan berkaitan dengan pembahasan dalam penelitian. Penulis juga menggunakan metode deskriptif-analisis dalam dalam teknin menganalisa data. Selanjutnya, penelitian ini menggunakan teori double movement Fazlur Rahman sebagai metode pendekatan penelitian. Teori double movement adalah kombinasi pola penalaran induksi dan deduksi. Pertama, dari yang khusus (partikular) kepada yang umum (general), dan kedua, dari yang umum kepada yang khusus. Setelah melakukan penelitian, penulis dapat menyimpulkan bahwa pembacaan mubādalah terkait relasi laki-laki dan perempuan dalam ruang publik yaitu berada dalam relasi kesalingan dan kemitraan. Relasi tersebut selaras dengan teori gender yaitu equilibrium (keseimbangan). Equilibrium merupakan teori gender yang menekankan pada konsep kemitraan dan keharmonisan dalam hubungan antara laki-laki dan perempuan. Oleh sebab itu, keduanya merupakan subjek dan objek yang sama-sama disapa dalam teks-teks keIslaman. Hal tersebut dapat dilihat dari esensi kemakhlukan laki-laki dan perempuan yang berasal dari ciptaan yang sama, dalam surah al-Nisā' [4]: 1, potensi laki-laki dan perempuan menjadi subjek dan objek fitnah dalam xviii surah Al-Furqān: [25]: 20, dan, kiprah laki-laki dan perempuan di ruang publik dalam firman-Nya di surah Ghāfir [40]:40. Dengan demikian, laki-laki dan perempuan merupakan manusia yang utuh untuk melakukan kerja-kerja sosial di masyarakaten_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherInstitut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakartaen_US
dc.subjectRelasien_US
dc.subjectLaki-Lakien_US
dc.subjectPerempuanen_US
dc.subjectMubādalahen_US
dc.subjectFaqihuddin Abdul Kodiren_US
dc.titleAnalisa terhadap Qira’āh Mubādalah tentang Relasi Laki-Laki dan Perempuan di Ruang Publiken_US
dc.typeSkripsien_US
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
18211066.pdf
  Restricted Access
2.56 MBAdobe PDFView/Open Request a copy
18211066_Publik.pdf
  Restricted Access
1.96 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.