Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/2037
Title: | Self Healing Perspektif Al-Qur’an (Studi Komparatif Tafsir At-Thabari, Tafsir Al-Azhâr dan Tafsir Al-Munîr) |
Authors: | Erpy Nurjanah, 18210960 |
Advisor: | Sofian Effendi |
Issue Date: | 2022 |
Publisher: | Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta |
Abstract: | Seperti yang telah diketahui, bahwa pada akhir-akhir ini istilah self healing sedang marak diperbincangkan di kalangan kaum milenial. Namun, banyak dari mereka yang salah dalam memahami makna dari self healing yang kemudian pada akhirnya stigma yang banyak beredar bahwasannya self healing identik dengan kegiatan yang bersifat have fun dan rekreasional. Padahal self healing merupakan proses pemulihan dari gangguan psikologis yang pada prosesnya menimbulkan rasa sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah berusaha meluruskan makna yang sebenarnya dari self healing dan melihat self healing dari perspektif dari Al-Qur’an. Permasalahan penelitian ini merujuk kepada asumsi di kalangan milenial yang salah dalam mengartikan makna self healing. Persamaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang terdahulu adalah sama-sama mengaitkan self healing dengan kesehatan mental. Adapun perbedaannya adalah terletak pada sumber data primer yang digunakan dan ayat-ayat yang dipilih dalam penelitian. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan library research yakni dengan cara membaca, menelaah buku dan literatur lainnya serta mengumpulkan data yang berkaitan dengan topik yang dibahas. Adapun data primer dari penelitian ini adalah kitab tafsir At-Thabari, tafsir Al-Azhâr dan tafsir Al-Munîr, sedangkan yang menjadi data sekundernya adalah buku, jurnal, artikel ataupun lainnya yang membahas tentang self healing. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan teknik analisis data yang penulis gunakan adalah dengan metode deskriptif analisis. Selain itu, penulis menggunakan pendekatan psikoanalisa dari Sigmund Freud mengenai struktur kepribadian manusia. Hasil dari penelitian ini adalah pertama, dzikir sebagai teknik self healing, At-Thabari bependapat bahwa dengan berdzikir membuat hati menjadi tenang, Hamka menjelaskan bahwa dzikir dapat menimbulkan ketrentaman hati. Sedangkan, Wahbah az-Zuhailî berpandangan bahwa dengan berdzikir hati orang-orang mukmin akan merasa tenang. Kedua, shalat sebagai teknik self healing, At-Thabari menafsirkan bahwa shalat merupakan tempat untuk meminta pertolongan. Sedangkan Hamka menjelaskan bahwa kesulitan dalam menghadapi urusan dunia akan terobati dengan shalat. Wahbah az-Zuhailî berpandangan bahwa shalat merupakan tempat perlindungan bagi orang-orang yang takut. Ketiga, tawakkal sebagai teknik self healing, At-Thabari berpandangan bahwa orang yang bertawakkal akan Allah cukupkan keperluannya, Hamka dan Wahbah az-Zuhailî memiliki persamaan pandangan bahwa dengan bertawakkal maka Allah akan menyelesaikan segala urusannya |
URI: | http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/2037 |
Appears in Collections: | Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
18210960.pdf Restricted Access | 1.62 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy | |
18210960_Publik.pdf Restricted Access | 1.11 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.