Konsep Politik Menurut M. Natsir (Studi tentang Agama N\egara dan Demokrasi)

Abstract

Sistem Politik sebenarnya telah jauh berkembang sebelum Islam datang. Hal mt dapat dibuhikan dengan mengambil contoh pendapat filsuf Yunani Kuno, Aristoteles, yang membedakan antara istilah "Politea" dan "Nomoi". Politea adalah konstitusi, sedangkan .Nomoi adalah undang-undang biasa. Istilah ini erat hubungannya dengan semboyan, "Prisep Legibus Solutus est, Salus Publica Suprema Lex" yang artinya rajalah yang berhak menentukan organisasi / struktur dari negara, oleh karena itu ia adalah satu-satunya pembuat undang-undang.1 Sistem politik ini terns berkembang hingga zaman Islam semng dengan berdirinya kota Madinah yang berlandaskan Syariat Islam. Kota Madinah inilah yang merupakan cikal bakal negara Islam sepanjang sejarah. Semua intelel'tllal Islam mengalnri bahwa sistem pemerintahan pada masa Nabi adalah sistem pemerintahan yang dicita-citakan sepanjang sejarah umat Islam. Bahkan Khalifah Abdul Hakim berkata, bahwa Nabi Muhammad SAW. adalah raja filsuf yang dicita-citakan oleh Plato karena kebijaksanaannya dalam memerintah. 2 Tetapi setelah Nabi wafat, umat Islam yang masih muda itu pun mengalami kemajemukan di dalam pandangan di berbagai segi kehidupan, sehingga hakekat politik kenegaraan menurut Islam pun semakin kabur. Hal · inilah yang mendorong para pemikir muslim seperti Ibnu Taimiyah, Mawardi, Farabi, Al-Afgani, Abduh, Iqbal dan lainnya mengemukakan pemikiran mereka tentang konsep politik kenegaraan yang berbeda-beda dan yang mereka anggap sesuai dengan ajaran Islam