Hubungan Suami-istri Dalam Perspektif Al-Qur'an (Telaah terhadap kata Ma'ruf dan Ihsan)

Abstract

Terciptanya rumah tangga bahagia adalah dambaan setiap pasangan suami-istri, meskipun pada kenyataannya kita sering melihat adanya kesenjangan antara apa yang didambakan dengan apa yang didapatkan. Kebahagiaan yang menjadi dambaan setiap pasangan suami-istri dalam membina rumah tangganya, kadang-kadang hanya sebagai bayang-bayang fatamorgana. Pasangan suami-istri sering keliru dalam menerjemahkan dan menyifati kebahagiaan. Kadang-kadang kebahagiaan hanya diletakkan pada nilai-nilai kebendaan. Kita sering menganggap kecantiKan, kekayaan, kedudukan dan berbagai fasilitas keduniaan adalah sumber utama dari kebahagiaan. Banyak jalan dan cara yang telah dilakukan oleh pasangan suami-istri untuk mengupayakan tenvujudnya cita-cita pernikahan, yakni terwujudnya rumah tangga bahagia lahir dan batin. Akan tetapi, kegagalan demi kegagalan terus akan menjadi teman perjalanan hidup yang setia demikian. Kondisi tersebut pada akhirnya memunculkan sikap putus asa. Keputusasaan inilah yang mendorong pasangan tersebut untuk merusak dan mengakhiri ikatan pernikahannya ke jenjang perceraian. Dan tentunya perceraian tersebut akan berdampak pada timbulnya problem sosial yang lebih jauh.