Korelasi Zakat dan Pajak Serta implementasinya di Indonesia dalam Perepektif Hukum Islam

Abstract

Islam telah memasukan dalam struktur keyakinannya suatu peraturan untuk kemandirian sosial. Dimana setiap orang memberikan sumbangan sesuai dengan kemampuannya, untuk memenuhi visinya mengenai suatu persandaran dimana setiap orang memiliki martabat dan perhatian dengan keberadaaannya sebagai khalifah Tuhan dan sebagai anggota umat. Sementara kewajiban setiap muslim untuk mencari nafkah, islam juga menjadikannya suatu kewajiban bersama masyarakat muslim untuk memenuhi kebutuhan bagi mereka yang tak mampu mandiri karena beberapa ketidakmampuan yang ada di luar kemampuannya. Jika , meskipun ada kewajiban ini, masih ada kemiskinan berdampingan dengan kemewahan, membiarkan saudaranya dalam kelaparan, sedangkan ia mampu menolongnya, berarti ia menghinakan saudaranya sesama manusia, dan seseorang tidak lagi beriman bila ia terlantarkan saudaranya, sebagaimana yang dijelaskan oleh rasulullah saw bahwa "seseorang tidaklah beriman kepadaku bi/a ia tidur dalam keadaan kenyang sementara disebelahnya ada tetangga yang kelaparan, padahal ia mengetahuinya. " Salah satu cara untuk mengerjakan kewajiban yang dituntut islam dari kaum muslim adalah melalui institusi zakat, merupakan bagian tak terpisahkan dari keimanan. 1 Dan kewajiban sebagai warga negara untuk membayar pajak, yang berfungsi untuk menopang jalann a roda pemerintahan dan memperlancar jalannya pembangunan yang bertujuan un k mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata.