Konsep Bisnis dalam Islam dan Implikasinya terhadap pemberdayaan Ekonomi Umat

Abstract

uhan memberikan naluri untuk mencari dan memiliki harta (kekayaan) pada manusia supaya dapat melangsungkan hidupnya. Manusia dengan naluriahnya ini, diharapkan dapat mempertahankan hidupnya (survive) secara turun temurun. Dalam kehidupan sehari-hari keinginan untuk mengembangkan dan membelanjakan harta (kekayaan) memiliki arti yang sangat penting, karena dengan meugembangkan dan membelanjakan harta tersebut, seseorang dapat memenuhi kebutuhannya secara wajar di dalam masyarakat, oleh karena itu setiap usaha manusia dalam memperoleh harta kekayaan bukan hanya suatu yang fitri akan tetapi merupakan suatu keharusan. Meskipun demikian, dalam memperoleh dan berproses mencari kekayaan itu tidak boleh diserahkau begitu saja kepada manusia, agar ia tidak memperolehnya dengan cara sesukanya dan berusaha untuk mendapatkan semaunya, serta memanfaatkan dengan sekehendaknya sendiri, sebab cara-cara yang seperti itu dapat menyebabkan gejolak dan kekacauan serta menyebabkan kentsakan dan nestapa, apabila dibiarkan begitu saja, tentu kekayaan tersebut akan dimonopoli, sehingga terjadi ketidak stabilan dalam kesejahteraan ekonomi, dalam hal ini maka Islam membangun sebuah sistem ekonomi dan aturan serta etika agar manusia dapat meugumpulkan harta secara benar sesuai tuntunan Islam. Islam mewajibkan setiap pemeluknya (khusus,nya) yang memiliki tanggungan, untuk bekerja. Bekerja merupakan salah satu sebab pokok yang memungkinkan manusia memiliki harta kekayaan. Kareuanya, ia wajib berusaha mencari nafkah. Untuk kepentingan iui pula, Allah telah melapaugkan bumi serta menyediakan berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencari rezeki.