Ijtihad Prof. K.H. Ali Yafie dalam buku Menggagas Fiqih Sosial

Abstract

Ijtihad sebagai metode dalam upaya menggali hukum Islam yang belum terinci atau ditemukan dalam nash Alquran dan Hadis dewasa ini perannya semakin dibutuhkan. Hal ini tidak lepas dari keterkaitan ijtihad dengan keberadaan aktifitas dan kreatifitas manusia yang hukumnya tidak semuanya tercantum di dalam teks Alquran dan Hadis. Salah satu faktor paling dominan yang mengilhami para mujtahid adalah adanya situasi dan kondisi yang senantiasa berubah dari waktu ke waktu. Secara sosiologis diakui bahwa masyarakat senantiasa mengalami berbagai perubahan peradaban dan kultur. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh pola pikir dan tata nilai yang ada dalam masyarakat. 1 Semakin maju pola berpikir suatu masyarakat, maka akan semakin terbuka untuk menerima kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi umat beragama. Kenyataan ini dapat menimbulkan masalah besar bagi masyarakat, terutama apabila dihubungkan dengan norma-norma agama. Gesekan kehidupan sebagai ekses perkembangan IPTEK ini pada perkembangannya akan sangat mempengaruhi peradaban, kultur, bahkan struktur masyarakat. Dengan tidak menutup kemungkinan akan ditemukan di dalamnya terjadinya perubahan kultur dan peradaban manusia yang tidak sesuai dengan norma-norma agama. Untuk itulah sangat diperlukan adanya upaya pemecahan masalah untuk menyikapi adanya pergeseran nilai ini yang dalam hal ini adalah syari'at Islam. Hal ini dapat dibuktikan bahwa syari' at Islam senantiasa relevan dan tidak bertentangan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Lebih dari itu semua dapat diyakini bahwa syari'at Islam sangat sesuai bagi setiap sisi-sisi kehidupan manusia, kapanpun dan dimanapun berada dan bagaimanapun keadaannya.